Jumat, 25 Desember 2015

Mengobati virus kasmaran

Lazimnya ketika kita ingin mengobati suatu penyakit maka terlebih dahulu kita mencari penyebab dari penyakit tersebut. Sehingga kita dapat mengambil langkah-langkah yang sesuai untuk mengobatinya.

Kasmaran adalah fitrah manusia, tetapi dia akan menjadi penyakit yang berbahaya jika kasmaran tersebut dijalani dengan cara-cara yang tidak sesuai syariat seperti pacaran, telpon-telponan dengan wanita yang bukan makhram, chatingan yang tidak perlu, gombal, dan lain sebagainya, yang mana kesemua itu adalah jalan-jalan yang akan mengantarkan pelakunya kepada perbuatan zina.

Kaidah fikih mengatakan jika sesuatu itu dihukumi haram maka segala jalan atau hal-hal yang mendekatkan kita atau yang menuju ke hal tersebut juga dihukumi haram. Perbuatan zina adalah perbuatan yang haram dengan demikian segala hal yang dapat mendekatkan kita kepada perbuatan zina tersebut juga diharamkan.

Al Imam Ibnul Qoyyim dalam kitabnya Zadul Ma’ad mengatakan bahwa sebab timbulnya kasmaran itu ada dua faktor, yaitu:

Pertama, melihat sisi-sisi indah dan positif dari pasangan
Kedua, selama dihati tersebut masih merasa adanya peluang dan harapan untuk bersatu dengan dirinya.

Oleh karena itu, cara terbaik untuk mengobati penyakit kasmaran tersebut adalah dengan mengobati kedua penyebab tersebut.

Untuk penyebab yang pertama dapat diobati dengan melihat sisi buruk dari si dia, baik dari sisi penampilannya, agamanya, intelektualnya, sifatnya, dan lain sebagainya. Dengan demikian, akan menimbulkan perasaan tidak suka kepadanya.

Untuk penyebab kedua dapat dilakukan dengan membuat diri kita menjadi putus asa dengannya, yakinkan bahwa diri kita tidak pantas dengannya, dia bagaikan rembulan yang mustahil untuk diraih, dia seorang putri sedangkan kita hanya rakyat jelata, dia cantik sedangkan kita buruk rupa, dan lain sebagainya. Terus dan terus yakinkan diri kita, atau yang lebih ekstrim lagi dengan cara membuat dia jengkel, benci dan marah kepada kita, (kalau yg ini sebaiknya jangan di ikuti), sehingga keinginan dan peluang untuk memiliki dan bersamanya menjadi pupus.

Hal yang terpenting lainnya adalah dengan berdoa kepada Allah, mintalah kepada-Nya untuk dihindarkan dari penyakit kasmaran yang dilarang tersebut.

Yakinlah, Jika kita memperbaiki hubungan kita dengan Allah Ta’ala, maka Allah akan memperbaiki hubungan kita dengan manusia. Mungkin saat ini dia membenci kita tetapi bisa jadi di masa depan dia justru menjadi orang yang sangat mencintai kita. Semua adalah Rahasia Allah Azza wa Jalla, dan Dialah sebaik-baik pembuat rencana.

*******

“Setelah sekian lama berjuang mencari obat virus kasmaran tersebut, akhirnya malam ini, jum’at 25 desember 2015 antibiotiknya berhasil ditemukan, walaupun harus menggunakan cara yang ekstrim, semoga kebencian itu hanya bersifat sementara, sembari berharap pertolongan dari Allah untuk memperbaikinya. Semoga Allah mengampuni, dan semoga Allah melindungi.”

Ditulis di kosan pondok Hasanuddin, Makassar, 25 Desember 2015.

Rabu, 16 Desember 2015

Duhai Cintaku

Duhai Cintaku
Karya: SahrulMadan

Duhai cintaku,
Rembulan yang bersinar terang di gelapnya malam,
Memandangmu, membuat adrenalinku terpacu,
Jantungku berdetak kencang,
Mulutku kering dan lidahku sulit tuk berucap,

Duhai Rembulan,
Memandangmu, dopamine dalam otakku meningkat cepat,
Membuatku adiksi,
Tak ingin kau jauh dari jangkauanku,
Serotoninku berkurang sedikit demi sedikit,
Membuat wajahmu tak mau hilang dari benakku,

Duhai Cintaku,
Rembulan yang bersinar terang di gelapnya malam,
Bersamamu, oksitosinku meningkat,
Membuat rasa sayangku kian tak terbendung,
Dan vasopressin menjadi penanda komitmenku padamu.

Duhai cintaku,
Aku kan datang untukmu.

Makassar, Rusunawa Unhas, 16 Desember 2015

Selasa, 01 Desember 2015

Maafkan aku yang tak sempurna


Sempurna adalah sesuatu yang utuh dan lengkap segalanya
Sempurna tidak bercacat dan bercela,
Sempurna hanya ada dalam bayangan para penghayal,
Ingatlah,
Tak ada yang sempurna di dunia ini,
Yang ada hanya keterjagaan dari hal-hal yang cacat dan tercela,

Nabi Adam pernah melanggar pohon larangan,
Nabi nuh pernah mendoakan jelek kaumnya, Ia pun menyesal,
Nabi Ibrahim pernah berbohong tiga kali,
Nabi Musa membunuh satu jiwa yang tidak halal untuk dibunuh,
Nabi isa mengaku punya salah namun Ia tidak menyebutkan kesalahannya

“Tak ada gading yang tak retak”
Oleh karena itu, tugas kita tetap saling nasehat menasehati dalam kebaikan dan mengingatkan ketika keliru. Kita punya salah begitu pula orang lain. Kesempurnaan hanya milik Sang Khaliq, Allah Jalla wa ‘Ala.
Oleh karena itu,
Maafkan aku yang tak sempurna.

*********