Kamis, 27 Februari 2014

Dulu Pyra Sekarang Blog


“Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya” begitu kata bung Karno. Sebagai seorang blogger pemula, saya merasa perlu untuk mengetahui sedikit tentang sejarah blog dan pahlawan-pahlawan yang berperan penting dalam perjuangan pembuatan blog sehingga bisa dinikmati hingga saat ini.

Bagi pembaca sekalian yang juga ingin mengetahui tentang blog, tulisan ini mungkin bisa mengobati sedikit rasa ingin tahu anda walaupun tidak sampai menyembuhkannya. Tetapi jika anda ingin tahu lebih dalam, silahkan berselancar di internet atau bertanya kepada paman Google dan saya yakin penyakit rasa ingin tahu anda akan sembuh total.

Senin, 24 Februari 2014

Mengapa saya menulis ?


Menulis adalah suatu hal yang tabu bagi sebagian orang. Tidak banyak orang yang suka dengan kegiatan yang satu ini. Bahkan ada yang memandang penulis dengan sebelah mata, mereka menyamakan penulis dengan sekelompok orang cupu, berkacamata tebal, tertutup, penyendiri, dan lain-lain.

Sebagai pemula dalam hal dunia tulis menulis, menurut saya anggapan sebagian orang itu atau sebut saja oknum itu sangatlah salah alias super duper salah. Mereka berkata seperti itu karena mereka tidak tahu akan manfaat yang kita dapatkan dengan rajin menulis. Mereka juga tidak tahu hakekat dari menulis itu sendiri. Mereka tidak peka dengan perkembangan yang ada di sekitarnya. Mereka tidak tahu bahwa filem-filem box office yang mereka gandrungi itu adalah berawal dari corat-coret, anime yang sering mereka diskusikan bisa ada karena kepiawaian tangan-tangan yang menari-nari di atas kertas, dan masih banyak lagi.

Seandainya mereka tahu, mereka pasti akan keganjringan untuk menulis. Mereka akan merindukan menulis, merindukan detik demi detik menggores pena di atas kertas putih, detik demi detik menekan tuts keyboard merangkai kalimat pada kertas putih monitor. Sungguh, momen-momen tersebut adalah saat-saat yang sangat berkesan dan dinantikan. 

Jumat, 21 Februari 2014

Lemah vs lemah

Beberapa hari terkahir ini kuamati kehidupan sosial disekelilingku, dan akhirnya kusadari bahwa benar adanya manusia itu adalah makhluk yang lemah. Manusia gampang sekali terpengaruh oleh tipudaya dunia, kenikmatan dunia, tipudaya setan, janji-janji manis dari setan, sehingga banyak diantara manusia yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya.

Banyak diantara manusia yang terjerumus di dalam dosa dan maksiat kepada Allah swt. Semua itu terjadi karena manusia termakan oleh godaan setan dan banyak diantara umat manusia yang lebih takut kepada hawa nafsunya, lebih takut kepada setan dari pada takut kepada Allah swt. Itu kemudian membuatku bertanya-tanya, kenapa manusia saat ini banyak sekali yang takut kepada setan? Apakah setan itu adalah makhluk yang kuat?.

Jumat, 14 Februari 2014

Belajar Berani dari Petarung Laut


Foto di atas diambil dari atas kapal pelni yang hendak berlabu di pelabuhan Murhum kota Baubau. Coba anda perhatikan perahu-perahu kecil atau sebut saja sampan yang berjajar di samping kapal. Bagi anda yang belum pernah ke Baubau pasti mengira mereka adalah nelayan yang sedang mencari ikan di dekat dermaga. Tetapi bagi anda yang pernah ke Baubau pasti tahu siapa mereka. 

Kamis, 13 Februari 2014

Pesan Singkat yang Membuat Tersenyum Sekaligus Terharu

Bismillahirrahmaanirrahim,

Rabu 12 Februari 2014, memiliki kesan tersendiri bagiku dalam  proses perjalanan panjangku mencari ilmu di tanah rantau. Sekitar siang hari selepas shalat dzuhur, saya mendapatkan sebuah pesan singkat dari salah seorang yunior di kampus tempatku menimba ilmu. Dulu, saya sering mendapatkan pesan singkat dari teman seangkatan yang isinya penyampaian untuk menghadiri rapat angkatan, rapat kegiatan, dan lain-lain. Saya juga pernah mendapatkan pesan singkat atau telpon diminta kesediaan untuk menjadi ketua panitia, stering, atau kordinator stering beberapa kegiatan yang diadakan oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di fakultas tempat saya menimba ilmu. Tetapi isi pesan singkat yang dikirimkan oleh yuniorku ini berbeda dengan pesan-pesan sebelumnya yang saya terima baik dari teman angkatan atau pun pengurus BEM.

Isi pesan yang saya terima dari yunior tersebut membuatku tersenyum dan merasa sedikit terharu. Pesan singkat itu berasal dari yuniorku angkatan 2009, sebut saja namanya Pur. Dia mengirimiku pesan singkat yang bunyinya kira-kira seperti ini :”Assalamualaikum. Kak, bisaki jadi pemateri peskil? Hari Sabtu jam 4.

Membaca pesan tersebut membuatku tersenyum dan sedikit tidak percaya, bahkan sempat bertanya dalam hati,  mungkinkah dia salah kirim? Jika tidak, kenapa harus saya yang diminta menjadi pemateri. Apalagi menjadi pemateri di kegiatan keagamaan, kegiatan pesantren kilat (Peskil). Saya bukan ustad atau pendakwah yang memiliki ilmu agama yang cukup mempuni. Saya merasa ilmu agama yang saya miliki masih sangat sedikit dan itu pun hanya untuk pengembangan diri saja. Saya hanya orang awam dalam masalah dakwah, saya tidak pernah masuk dalam organisasi keagamaan baik di kampus atau pun di luar kampus. Saya memang pernah menjadi koordinator departemen kerohanian di BEM Fakultas Farmasi tetapi itu kan bukan lembaga dakwah, itu hanya departemen yang mengurusi masalah adminisrasi kegiatan-kegiatan kerohanian di dalam lingkup Farmasi, salah satunya peskil ini.

Senin, 10 Februari 2014

Sepenggal Kata Untuk ‘Ungkapan hati yang terdalam’

Suatu waktu di kamar kos yang lumayan kecil dan penuh dengan tumpukan kertas dan buku-buku yang sudah mulai usang. Di kamar itu hanya menyisakan beberapa meter ruang lapang saja untuk merebahkan badan, kira-kira seukuran kasur spon tipis, bagi yang pernah ngekos pasti bisa membayangkan suasananya. Waktu itu hari libur, kondisi kamar sudah tidak memungkinkan untuk beristirahat, sehingga hati yang sudah mulai lelah mendorong raga yang cuek ini untuk membersihkan istana yang sudah mencapai batasnya itu, kalau istilahnya pembawa berita di setiap mudik itu ‘Over kapacity’ atau kelebihan muatan.



Ada banyak kertas, berkas, bungkusan mie, bungkusan permen, dan tidak ada puntung rokok karena saya tidak merokok yang berhasil dijaring pada pagi itu. Beberapa judul buku yang berhasil diselamatkan dari serangan lumut yang dikarenakan kondisi kamar yang lembab. Dari sekian banyak barang yang dirazia, ada beberapa lembar kertas A4 yang menarik perhatianku. Kertas itu menarik karena ada tulisan tanganku menggunakan pensil yang tercoret diatasnya. Bukan sekedar tulisan pensil biasa, tulisan itu bercerita tentang ungkapan hatiku yang terdalam. Ketika menemukan kertas tersebut bibirku secara otomatis melebar, menunujukkan respon senyum tipis malu-malu, terkadang tertawa kecil karena mengingat momen-momen ketika menuliskan sepenggal pengalaman cinta di atasnya.

Jumat, 07 Februari 2014

Antara Bisikan hati atau bisikan setan




Sumber gambar: http://ustadchandra.wordpress.com

Disuatu pagi sekitar pukul lima waktu Indonesia tengah, saya terbangun secara tiba-tiba. Saya terbangun bukan karena kaget tetapi karena mendengar suara seorang laki-laki yang memanggil namaku dari balik pintu, ‘Madan’ begitu dia memanggilku, dalam keadaan antara sadar dan tidak saya kemudian bangun dan menjawab panggilannya dengan jawaban ‘kenapa? ’, beberapa detik saya menunggu jawaban dari sosok tersebut tetapi tidak ada tanggapan sama sekali. Kemudian saya melihat ke arah jam dinding dan pada saat itu menunjukkan pukul lima subuh berarti sudah memasuki waktu shalat subuh. Konsentrasiku kemudian tidak lagi mengarah ke arah datangnya suara tersebut, konsentrasi menuju ke kamar mandi tempat saya biasa mengambil air wudhu. Saya kemudian bersiap-siap untuk melakukan shalat subuh.

Hari itu adalah hari Jum’at. Sebagai seorang laki-laki muslim kita diwajibkan untuk melaksanakan shalat jum’at di masjid terdekat dari rumah kita. Setelah selesai shalat Jum’at, setibanya saya di kamar kos, rasa penasaran akan asal suara itu kemudian muncul lagi. Saya kemudian bertanya-tanya kepada diri sendiri, ‘dari mana gerangan asal suara tersebut?’, apakah suara tersebut merupakan bisikan yang berasal dari dalam diri atau kah suara tersebut merupakn bisikan dari setan yang ingin menggangguku?’.

Kamis, 06 Februari 2014

Cerita Hikmah I dari Buku Inspiring Love

Manusia Oh Manusia

Telah datang seorang bijak dihadapan rumah seorang lelaki. Orang bijak itu terkejut tatkala menadapati lelaki itu sedang memukul seekor kucing. Orang bijak itu bertanya kepada lelaki tersebut ‘kenapa kamu pukul kucing yang lemah ini?’ Jawab lelaki tersebut: ‘Aku telah menjumpainya disebuah lorong ketika ia dalam keadaan yang tersangat lemah dan kedinginan, kemudian aku mengambilnya dan memberinya makanan serta minuman.

Aku pelihara sehingga ia benar-benar sehat. Tetapi sesudah kucing itu sehat, ia membuang najis/kotoran pada semua tempat di rumahku. Kemudian berkatalah si orang bijak: ‘Ini sebenarnya peringatan dari Allah kepada kita semua. Sesungguhnya Allah telah memelihara kita sejak dari kecil. Kita sangat lemah dan dhaif, lalu Allah beri kita makan, pakaian dan segala-galanya tetapi setelah begitu banyak kebaikan dan nikmat Allah yang kita rasakan, kita durhaka kepadaNya dan tidak melaksanakan perintahNya dan belum ikut cara hidup kekasihnya yaitu Rasulullah. Lihatlah begitu baiknya dan rahmatnya Allah, walaupun kita durhaka kepadaNya, Dia masih belum menyiksa atau memukul kita dengan azabNya.’

Ruang Hati

Di ruang persegi yang padat dan sunyi
Terdengar bisikan lembut
bisikan dari dia yang tanpa tanda jasa
berpulu pasang mata yang melongok
beratus jari yang menari di atas kertas putih
terlihat jelas dimataku
sepasang mata bola khatulistiwa
dengan tubuh mungil berkerudung pink
membuat sang pemilik alirah darah berdetak dengan cepatnya

Duhai kau yang berkain pink
kau mengalihkan fokusku
kau menjadi pusat imajinasiku
mengotori pikiranku dengan bunga-bunga auramu
semua kemudian menjadi abu-abu
tak ada cahaya yang masuk ke otakku
membuatnya harus bekerja ekstra

Duhai kau yang berkain pink
kau adalah anugrah terindah ciptaanNya
membuat semua pasang mata sejuk melihatmu
sampai jumpa di ruang persegi selanjutnya

Abu Laosar,

Minggu, 02 Februari 2014

Menunggu Yang Berarti

Dalam beraktivitas, kebanyakan orang suka memilih-milih kegiatan yang ia sukai. Dalam hal berolah raga misalnya, ada yang memilih olahraga futsal, voli, basket, dan lain-lain. Tetapi untuk urusan bernafas, tidak ada istilah pilihan karena sadar atau tidak sadar, hidung kita senantiasa terus menghirup udara.

Setiap orang memiliki pilihan dalam hidupnya, tergantung bagaimana dia menyikapinya. Berbicara tentang pilihan, saya jadi tertarik dengan pilihan mereka yang ingin pulang kampung. Dengan cara apa mereka pulang hingga ke tujuan, naik pesawat, mobil, bus, motor, kapal laut, kereta api, atau dengan berjalan kaki. Dan apa yang mereka lakukan ketika di perjalanan ?.