Jumat, 30 Mei 2014

Dikau, Aku Darahmu




Puisi ini saya buat bersamaan dengan tulisan “Ungkapan Hati Yang Terdalam: Cinta TakHarus Memiliki”. Entah setan apa yang merasuki pikiranku saat itu, sampai-sampai saya harus mengabadikan suasana batinku ketika itu tidak hanya dalam sebuah tulisan tetapi juga dalam sebuah puisi. Saya heran terhadap diriku sendiri, saya seolah tak percaya apakah saya yang waktu itu adalah saya yang sebenarnya ataukah saya yang waktu itu adalah representasi dari diriku yang lain. Entahlah, tetapi ketika membaca puisi tersebut, membuatku semakin tak percaya terhadap diriku yang waktu itu. 

Selasa, 27 Mei 2014

Ungkapan Hati Yang Terdalam: Mencintai Tak Harus Memiliki


Ungkapan Hati Yang Terdalam 

Tulisan ini adalah lanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul Sepenggal kata untuk Ungkapan Hati yangTerdalam.

Mencintai Tak Harus Memiliki

Saya memilih judul Mencintai Tak Harus Memiliki sebagai perwakilan atas makna yang tersirat dalam tulisan ungkapan hati yang terdalam ini. Ini adalah bentuk pembelaan pribadi terhadap kebodohan yang pernah menggerogoti pikiranku saat itu.

Mencintai memang tak harus memiliki seperti halnya kita mencintai pelangi walaupun kita tidak bisa memilikinya. Kita mencintai rembulan tetapi kita tidak bisa memilikinya. Seperti itulah kira-kira pembelaan yang keluar dari benakku ketika membaca kembali tulisan yang pernah kubuat ini. Semoga pembaca sekalian bisa memahaminya. 

Senin, 26 Mei 2014

Beri Saya Waktu Lima Tahun




Lima tahun adalah angka realistis yang keluar dari proses berpkirku yang cukup panjang. Kenapa harus lima tahun kalau dua atau tiga tahun saja sudah cukup? Bukankah semakin cepat itu semakin baik!. Betul! Semakin cepat memang semakin baik. Tetapi, dalam menyusun suatu rencana saya selalu mendasarkannya pada prinsip kehati-hatian. Saya selalu mencari jalan atau pola rencana yang bersifat realistis. Tetapi saya juga mempersiapkannya jika rencana tersebut ternyata dikemudian hari berjalan diluar dari jalurnya. Apakah lebih cepat dari lima tahun atau sebaliknya lebih lama dari itu. Saya meyakini bahwa “manusia itu hanya bisa merencanakan tetapi Allah Ta’ala lah yang menentukan”.

Minggu, 25 Mei 2014

Pahlawan Sejati




Ibnul Jauzi berkata, “Jangan sekali-kali kamu tertipu dalam menilai kepahlawanan seorang lelaki dari perilaku-perilakunya dan apa yang kamu lihat dari amal ibadahnya seperti shalat, puasa, sedekah, dan uzlah (mengasingkan diri) dari orang lain.

Sesungguhnya, seorang lelaki yang disebut pahlawan adalah orang yang senantiasa memelihara dua perkara, yakni menjaga aturan-aturan Allah dan senantiasa ikhlas dalam beramal.

Rabu, 14 Mei 2014

Sahabat, Izinkan Saya Berbagi Cerita Denganmu.



Sahabat, Saya ingin memberitahumu sesuatu. Ini mungkin agak sensitif buatmu. Tetapi, sebagai sahabat, saya memberanikan diri untuk menyampaikannya kepadamu melalui tulisan ini. Bukankah sebagai sesama muslim adalah kewajiban bagi kita untuk saling ingat-mengingatkan, saling nasehat-menasehati dan saling kuat-menguatkan. Semoga saja kamu tidak marah setelah membaca tulisan ini.

Senin, 12 Mei 2014

Coba renungkan, Sungguh mengherankan:

Seseorang yang mudah sekali memelihara dan membentengi dirinya dari memakan yang haram, berbuat zalim, zina, mencuri, minum khamr, melihat hal-hal yang haram, dan sebagainya, tetapi sulit memelihara lisannya.

Seorang lelaki yang dikatakan agamanya kuat, ahli zuhud, dan ahli ibadah, tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang mengundang murka Alloh Ta’ala. Meskipun begitu, ia tetap tenang dan tidak ambil peduli dengan apa yang akan terjadi.

Minggu, 11 Mei 2014

Etika Berkomunikasi Lewat Telepon Seorang Muslim


Pertama. Ceklah dengan baik nomor telepon yang akan Anda hubungi sebelum Anda menelpon agar Anda tidak mengganggu orang yang sedang tidur atau mengganggu orang yang sedang sakit atau merisaukan orang lain.


Kedua. Pilihlah waktu yang tepat untuk berhubugan via telepon, karena manusia mempunyai kesibukan dan keperluan, dan mereka juga mempunyai waktu tidur dan istirahat, waktu makan dan bekerja.

Sabtu, 10 Mei 2014

Etika Bercanda Seorang Muslim

Pertama. Hendaklah bercandanya tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah RasulNya, atau syi’ar-syi’ar Islam. 

Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olok sahabat Nabi yang ahli baca al-Qur’an yang artinya:

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab, ‘seungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘ apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66).

Kamis, 08 Mei 2014

Etika Berbicara Seorang Muslim


Berhati-hatilah dalam bertutur kata wahai sahabat. Ingatlah, lidah itu lebih tajam dari pada pedang. Dengan perkataan yang buruk bisa menyulut kebencian, kemarahan bahkan peperangan. Jagalah lisan kita dari berkata yang buruk, dengan begitu Allah akan melimpakan pahalanya kepada kita. 

Tahukah kamu wahai sahabat, Islam telah mengajarkan kita tentang etika dalam berbicara. Jika sahabat ingin menggapai pahala dan memperbaiki diri, “bacalah!!, hayati dan terapkanlah dalam kehidupan keseharian kita etika-etika dalam berbicara berikut ini:

Senin, 05 Mei 2014

Senyum Kemafar di Liga Unhas

Senyum kepada lawan bicara, atau orang yang ditemui, akan mencairkan hati dan menimbulkan kebahagiaan. Tidak ada hati yang fitrah dan bersih kecuali pasti akan memberikan respon positif terhadap senyuman.

Coba anda perhatikan senyuman warga kemafar ini. Melihatnya pasti akan mencairkan hati dan menimbulkan kebahagiaan. Ditengah-tengah kesibukan lab, tugas yang menumpuk, dan pekerjaan lainnya, mereka masih menyempatkan diri untuk hadir menyaksikan anggota keluarga mahasiswa farmasi (Kemafar) muda bertanding sepakbola. Selain untuk memberi support, kesempatan ini tentunya menjadi ajang untuk silaturahmi, bercanda ria bersama, sembari menebar senyuman tentunya.