"Mahasiswa seperti binatang yang membabi buta". kata yang cukup halus diungkapkan oleh kita yang pernah menjadi mahasiswa. Seakan-akan kita lupa bagaimana peran para bianatang itu dalam mengawal kemerdekaan negara yg kita cintai ini, peran para binatang itu yang membabi buta di senayan untuk menumbangkan rezim orde baru, peran para binatang itu dalam membawa kemajuan untuk bangsa ini.
Kami MAHASISWA bukan BINATANG. Kami tidak seperti Gayus, Nazarudin, Melinda, mafia pajak, mafia hukum, mafia media dan masih banyak lagi binatang buas lainnya yg pergerakannya sangat halus tidak membabi buta seperti kami, tidak di ekspos oleh media, adem ayem diluar sana menikmati uang kita, mereka tertawa terbahak-bahak melihat Mahasiswa dicemooh oleh masyarakat, dipukuli oleh polisi, dilempari oleh warga.
Mari kita ucapkan selamat buat mereka, mari kita ucapkan selamat buat mafia media yg berhasil mendoktrin masyarakat dan memberikan tontonan menarik kepada mereka para koruptor dan mafia-mafia lainnya.
Kami MAHASISWA bukan BINATANG. Kami tidak seperti Gayus, Nazarudin, Melinda, mafia pajak, mafia hukum, mafia media dan masih banyak lagi binatang buas lainnya yg pergerakannya sangat halus tidak membabi buta seperti kami, tidak di ekspos oleh media, adem ayem diluar sana menikmati uang kita, mereka tertawa terbahak-bahak melihat Mahasiswa dicemooh oleh masyarakat, dipukuli oleh polisi, dilempari oleh warga.
Mari kita ucapkan selamat buat mereka, mari kita ucapkan selamat buat mafia media yg berhasil mendoktrin masyarakat dan memberikan tontonan menarik kepada mereka para koruptor dan mafia-mafia lainnya.
"Saya tidak peduli dengan politik dan kekuasaan" itu juga yang dikatakan oleh tukang ojek, satpam, office boy, pelayan, supir, abang becak, supir taxi, pedagang, pegawai kecil atau masyarakat pada umumnya, yang penting bisa makan, hidup sejahtera itu saja sudah cukup.
Itu karena mereka bukan Mahasiswa, mereka hanya bisa legowo mengikuti apa yang ditetapkan oleh para politikus dan pemegang kekuasaan, mereka tidak tahu atau tidak peduli dengan apa rencana dibalik semua niat busuk politikus itu.
Tetapi kami tidak seperti mereka, Kami adalah MAHASISWA, yang akan dengan senang hati berada di garda PALING DEPAN untuk melawan hal tersebut, kami tidak takut menghadapi timah panas polisi dengan batu, kami tidak takut menghadapi gas air mata polisi, kami tidak takut dimasukkan ke bui karena dituduh merusak fasilitas umum, karena kami tahu mereka (masyarakat) tidak mungkin mau melakukan itu.
Mereka hanya diam menonton dan mencemooh tindakan mahasiswa, karena toh apa pun hasilnya mereka juga yang menikmatinya. Tumbangnya rezim orde baru, tidak jadinya kenaikan BBM, tidak jadinya kenaikan harga sembako dan lain-lain, toh Masyarakat juga yang menikmatinya.
Kami MAHASISWA tidak menuntut apa-apa dari semua itu, kami hanya kembali ke kampus kami masing-masing menuntut ilmu seperti biasa tidak mempermasalahkan cemoohan dari masyarakat karena kami adalah bagian dari masyarakat sehingga wajar bila ada yg marah kepada kami.
Kami berharap dikemudian hari untuk tidak seperti BINATANG yang membabi buta lagi, kami tidak mengganggu kenyamanan masyarakat, sehingga kami bisa tenang menuntut ilmu, karena Bangsa kita ini sudah aman dan sejahtera.
Tidak seperti NEGARA-NEGARA yang menjadi korban keganasan para politikus dan pemegang kekuasaan. Tetapi kami akan selalu siap MENJADI YANG TERDEPAN jika mereka para politikus itu masih melancarkan niat-niat busuknya.
Karena Kami adalah MAHASISWA yang akan selalu ada sampai kapanpun.
COBA ANDA BAYANGKAN JIKA KAMI HANYA DIAM SAJA !!!
Hormat kami,
Abu_laosar,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar