Rabu, 11 April 2012

Mengkritisi Perayaan Hari Ulang Tahun

Happy birthday,,,!!!
Selamat ulang tahun,,, !!!
Kalimat-kalimat seperti itu biasa diucapakan kepada mereka yang sedang merayakan hari kelahiranya atau hari ulang tahunnya.

Di zaman moderen seperti sekarang ini, perayaan hari ulang tahun atau sekedar mengucapkan selamat adalah hal yang biasa dan kebanyakan orang melakukannya, tidak memandang tua, muda, anak-anak, ras, suku, bangsa ataupun agama. Mereka semua melakukannya karena tuntutan modernisasi atau karena ikut-ikutan biar dibilang gaul atau keren.


Tetapi, tahukah anda bahwa budaya perayaan hari ulang tahun itu adalah budaya peninggalan dari kaum Yahudi dan Nasrani. Budaya seperti itu tidak ada sama sekali tuntunannya didalam syariat islam. Sebagaimana yang telah diketahui bahwa Nabi Muhammad SAW tidak pernah mengadakan perayaan ulang tahun selama hidupnya, tidak pernah memerintahkan dan juga tidak ada dari kalangan sahabat yang merayakannya. Demikian pula para Al-Khulafaur Rasyidun, para sahabat Nabi semuanya tidak pernah mengerjakan perbuatan itu, padahal mereka adalah manusia paling tahu terhadap sunnah-sunnah Nabi dan manusia yang paling disukai oleh Nabi serta paling gemar mengikuti setiap apa yang diajarkan oleh Nabi. Jika perayaan ulang tahun disyari'atkan, tentu mereka melakukannya. Demikian para ulama terdahulu, tidak ada yang mengerjakannya, tidak pula memerintahkannya.

Sebagaimana sabda Rasulullah SAW  : “Barang siapa melakukan suatu amal yang tidak ada tuntunannya dari kami maka ia tertolak” (HR. Muslim)

Kemudian bagaimana dengan kita umat Muslim pengikut nabi Muhammad SAW ??? 

Kenyatannya banyak diantara kita umat islam yang tidak tahu tentang perkara ini, sehingga kita ikut-ikutan memproklamirkan budaya Yahudi dan Nasrani ini dimasyarakat. Kita tidak sadar bahwa kita telah turut andil dalam menyebarkan dan mewariskan budaya ini kepada umat islam yang ada di sekitar kita. Padahal Rasullah telah jauh-jauh hari memeperingatkan kita,

Rasulullah SAW bersabda : “ Barang siapa yang menyerupai suatu kaum maka dia termasuk kaum tersebut” (HR. Abu Dawud, Ahmad)

Saudaraku, sadar atau tidak ketika kita ikut merayakan ulang tahun maka kita termasuk dari kaum tersebut. Kita melakukan hal yang sia-sia yang tidak mendatangkan pahala bahkan sebaliknya mendatangkan dosa. Apakah Anda ingin seperti mereka kaum Yahudi dan Nasrani padahal Rasulullah SAW memerintahkan kita untuk menyelisihinya.

Jika anda mengaku Umat Islam, maka ikutilah apa yang diajarkan oleh Rasulullah SAW. Pasti terbesit banyak pertanyaan dan perselisihan dibenak kita tentang perkara-perkara seperti ini. Olehnya itu mari kita kembalikan kepada Allah dan rasulnya,

Sebagaimana firmanNya yang artinya : “Kemudian apabila kalian berselisih tentang suatu perkara maka kembalikan kepada Allah dan Rasul, jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari akhir… “(QS. An-nisaa’:59)

“tidaklah pantas bagi seorang mukmin lelaki maupun perempuan , apabila Allah dan rasulnya telah memutuskan suatu perkara lantas masih ada bagi mereka pilihan yang lain dalam urusan mereka itu. Barang siapa yang durhaka kepada Allah dan Rasul-Nya sesungguhnya dia telah tersesat dengan kesesatan yang amat nyata.” (QS. Al-ahzab:36).

Dengan demikian bisa dipahami bahwa perbuatan tersebut bukan dari syari'at yang dibawa oleh Muhammad Shallallahu 'alaihi wa sallam. Kami bersaksi atas Allah Subhanahu wa Ta'ala dan semua kaum muslimin, seandainya Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam mengerjakannya atau memerintahkannya, atau para sahabat melakukannya, niscaya kami akan mengerjakannya pula dan mengajak untuk mengerjakannya. Kita mohonkan kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala agar tetap teguh dalam kebenaran dan selamat dari apa yang menyalahi syari'at Allah yang suci, sesungguhnya Dia Mahabaik dan Mahamulia.

Nb:
Buat saudaraku, Adikq, kakakq, keluargaaq, sahabat-sahabatq, teman-temanq, dan pembaca sekalian, semoga artikel yang singkat ini dapat bermanfaat.

Mohon maaf apabila ada kata-kata yang menyinggung atau tidak berkenan, saya hanya berusaha untuk menyampaikan dengan apa adanya bukan ada apanya.
Sekian dari penulis.

Sumber :
Al Qur’an
Al Hadis


Tidak ada komentar:

Posting Komentar