Cinta itu adalah cerita impian kita. Bercerita tentang impian maka setiap orang pastinya memiliki impiannya masing-masing. Dulu sewaktu kecil saya tidak punya impian yang spesifik seperti anak kecil lainnya. Ketika di kelas 3 Sekolah dasar, kami ditanya oleh ibu guru “Anak-anak, cita-citanya mau jadi apa ?”, teman-teman saya ada yang menjawab ingin menjadi dokter, tentara, polisi, guru, dan lain-lain. Pada saat itu saya menjawab ingin menjadi anak yang berguna bagi bangsa dan Negara. Jawaban yang mungkin tersirat sedikit diplomatis, tetapi itulah saya.
Saya tidak ingin bercerita tentang masa lalu karena masa lalu itu adalah kenangan dan kenangan itu adalah keindahan yang tak akan terlupakan jadi biarlah dia tetap tersimpan di memori otak saya.
Pada tulisan ini saya ingin bercerita sedikit tentang cinta karena saya tahu bahwa cinta itu tidak akan ada habisnya walaupun dunia ini sudah kiamat, kenapa ? karena Allah menjanjikan kepada umat manusia yang mencintaiNya surga yang kekal di akhirat kelak. Itu adalah salah satu janji Cinta Allah kepada kita hambaNya yang senantiasa mencintaiNya.
Berbicara
tentang cinta yang ada di sekitar kita,saya jadi tertarik dengan ungkapan Love Is blind. Cinta itu buta. Ungkapan ini menggambarkan bahwa siapa saja yang
sedang terkena virus cinta maka ia tidak bisa berpikir rasional dan melihat
sekeliling dengan normal. Setuju atau tidak tetapi fakta disekeliling kita
menjadi bukti atau mungkin anda sendiri pernah mengalaminya.
Dalam
buku Inspiring love karangan Muh.
Kurnia, cinta dibagi dalam tiga jenis yaitu :
- Cinta palsu
- Cinta semu
- Cinta hakiki
Cinta palsu berarti cinta bohong-bohongan. Dibibir mengaku cinta, kata-kata penuh dengan pengakuan cinta, namun di hati penuh dengan kebencian dan kepura-puraan. Orang yang mencintai orang lain atau sesuatu apa pun yang bertentangan dengan hukum Allah maka orang itu telah terjerumus ke dalam cinta palsu. Kesungguhan orang yang mencintai dan benarnya pihak yang dicintai belum menjamin cinta menjadi benar. Cara yang tidak benar dalam mewujudkan cinta akan melahirkan cinta yang palsu. Agar cinta menjadi benar, cara-cara yang dilakukan haruslah sesuai dengan hukum Allah.
Berbeda dengan cinta palsu, cinta semu merupakan cinta yang benar. Hanya saja, cinta jenis ini tidak langgeng. Batasnya hanya sekadar dunia. Lebih dari itu, tidak. Setiap kecintaan yang diberikan secara benar tetapi sebatas dunia termasuk ke dalam cinta semu.
Cinta hakiki merupakan cinta yang benar dan sejati. Cinta hakiki tidaklah sebatas dunia, melainkan 'tembus' ke akhirat. Bukan hanya yang dicintai dan cara mencintainya yang dibenarkan secara syar’i, landasan pelaku melakukannya pun semata-mata karena Allah SWT.
Cinta palsu adalah cinta yang paling rendah, cinta semu adalah cinta pertengahan, dan cinta hakiki adalah cinta yang tertinggi. Cinta yang harus dimiliki kaum Mukmin adalah cinta hakiki.
Sebagai seorang Mukmin saya sadar bahwa untuk mencari cinta hakiki itu dibutuhkan pengorbanan. Rasulullah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk berdakwah sebagai bukti kecintaannya kepada Allah. Begitu pula para sahabat Rasulullah, mereka tidak segan-segan menyerahkan seluruh hartanya untuk membuktikan cintanya kepada Allah. Mungkin saat ini saya belum bisa seperti Rasulullah dan Para sahabat beliau, tetapi itu tidak mengendurkan keinginan yang kuat dalam diriku untuk membuktikan kecintaanku kepada Allah swt. Apapun itu saya akan terus mencobanya, semoga Allah menunjukkan jalan yang terbaik.
Beberapa hari yang lalu saya pergi ke pantai Nirwana di kota Baubau. Di sana saya menyaksikan keindahan ciptaan Allah yang luar biasa. Pasirnya yang putih dan halus, ombaknya yang aduhai, dengan desiran angin yang meniup daun-daun kelapa membuat suasana pantai terasa nyaman sekali. Melihat pantai Nirwana semakin menguatkan kecintaanku kepada Allah. Melihat pasirnya yang putih menggerakkan tanganku untuk mengukir cintaku di atas permukaannya. Mungkin sedikit ke kanak-kanakan, tetapi sejatinya anak-anak itu memiliki hati yang polos dan masih jauh dari dosa.
Berbeda dengan cinta palsu, cinta semu merupakan cinta yang benar. Hanya saja, cinta jenis ini tidak langgeng. Batasnya hanya sekadar dunia. Lebih dari itu, tidak. Setiap kecintaan yang diberikan secara benar tetapi sebatas dunia termasuk ke dalam cinta semu.
Cinta hakiki merupakan cinta yang benar dan sejati. Cinta hakiki tidaklah sebatas dunia, melainkan 'tembus' ke akhirat. Bukan hanya yang dicintai dan cara mencintainya yang dibenarkan secara syar’i, landasan pelaku melakukannya pun semata-mata karena Allah SWT.
Cinta palsu adalah cinta yang paling rendah, cinta semu adalah cinta pertengahan, dan cinta hakiki adalah cinta yang tertinggi. Cinta yang harus dimiliki kaum Mukmin adalah cinta hakiki.
Sebagai seorang Mukmin saya sadar bahwa untuk mencari cinta hakiki itu dibutuhkan pengorbanan. Rasulullah menyerahkan seluruh jiwa dan raganya untuk berdakwah sebagai bukti kecintaannya kepada Allah. Begitu pula para sahabat Rasulullah, mereka tidak segan-segan menyerahkan seluruh hartanya untuk membuktikan cintanya kepada Allah. Mungkin saat ini saya belum bisa seperti Rasulullah dan Para sahabat beliau, tetapi itu tidak mengendurkan keinginan yang kuat dalam diriku untuk membuktikan kecintaanku kepada Allah swt. Apapun itu saya akan terus mencobanya, semoga Allah menunjukkan jalan yang terbaik.
Beberapa hari yang lalu saya pergi ke pantai Nirwana di kota Baubau. Di sana saya menyaksikan keindahan ciptaan Allah yang luar biasa. Pasirnya yang putih dan halus, ombaknya yang aduhai, dengan desiran angin yang meniup daun-daun kelapa membuat suasana pantai terasa nyaman sekali. Melihat pantai Nirwana semakin menguatkan kecintaanku kepada Allah. Melihat pasirnya yang putih menggerakkan tanganku untuk mengukir cintaku di atas permukaannya. Mungkin sedikit ke kanak-kanakan, tetapi sejatinya anak-anak itu memiliki hati yang polos dan masih jauh dari dosa.
I Love Allah
Aku mencintaimu Allah
Aku mencintaimu Allah
Buatmu yang di sana, Aku mencintaimu karena Allah.
Abu Laosar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar