Minggu, 05 Januari 2014

Mencintai Islam Adalah Kompas Hidupku

Perjalananku kali ini akan sedikit berbeda dengan perjalananku yang biasanya. Dulu setiap kali bepergian kemana saja saya tidak pernah membawa kompas. Jadi ketika kehilangan arah, ketika menemukan jalan buntu dan tidak tahu mau kemana maka saya hanya terdiam mengikuti kehendak alam, ibarat perahu kecil tak bertuan yang terombang-ambing kesana-kemari mengikuti  alunan gelombang ombak di lautan lepas. Saya tidak ingin seperti perahu kecil itu sehingga saya putuskan untuk membawa kompas tersebut kemanapun saya pergi dan dimanapun saya berada.

Bagi seorang petualang, kompas memiliki peranan penting ketika ingin mengeksplorasi keindahan hutan belantara. Kompas berfungsi sebagai penunjuk arah para petualang sehingga tidak tersesat ketika menikmati keindahan ciptaan Allah tersebut.



Sebagai seoarang manusia yang hidup di dunia yang fana ini memilki pegangan hidup adalah sesuatu yang mutlak agar tidak terombang ambing seperti perahu kecil tak bertuan atau seperti para petualang tak berkompas yang tersesat  di  tengah keindahan hutan belantara.

Di dunia ini, kepercayaan masih menjadi pegangan hidup paling utama oleh sebagian besar penduduk bumi baik itu kepercayaan animisme ataupun dinamisme, walaupun tidak sedikit diantara penduduk bumi yang atheis dimana mereka lebih menitik beratkan pada pendekatan sebab-akibat atau pendekatan ilmu pengetahuan (science).

Saya tidak ingin berdebat tentang kepercayaan karena saat ini saya belum siap untuk itu tetapi saya hanya ingin bercerita tentang mencari kompas kehidupan untuk menjadi petunjuk arah perjalanan hidupku kedepannya. Saya bersyukur karena terlahir dari keluarga yang telah mengenal Islam sehingga saya memiliki alasan untuk menyematkan diri sebagai pemeluk agama Islam.Saya terkadang merasa empati dengan mereka yang terlahir dari keluarga nonIslam karena mereka membutuhkan hidayah dari Allah untuk bisa memilih Islam. Saat ini saya hanya bisa meyakini bahwa apa yang mereka alami adalah takdir dari Allah yang harus mereka jalani.

Saya bangga menjadi salah satu dari sekitar 1,6 milyar pemeluk islam di dunia ini, tetapi saya sadar bahwa hal tersebut tidaklah cukup, karena kepercayaan itu bukan hanya untuk disematkan tetapi harus diaplikasikan dalam kehidupan keseharian kita.  Oleh karena itu, Saya dengan penuh keyakinan dan bangga menjadikan islam sebagai kompas hidupku.
 

Kita tidak bisa pungkiri bahwa banyak diantara umat islam yang mengaku beragama islam tetapi hal tersebut hanya tertulis di KTP saja tidak diaplikasikan dalam kehidupan kesehariannya sehingga terkenal istilah Islam KTP. Saya tidak asal melontarkan pendapat tersebut, itu bisa kita buktikan dengan menyaksikan kondisi umat islam di sekitar kita ketika waktu shalat telah tiba dan adzan sudah dikumandangkan, berapa banyak dari kaum muslimin yang mendengarkan panggilan tersebut dan menghentikan segala aktifitasnya untuk bersegera menuju ke Mesjid. Sungguh itu membuktikan bahwa banyak umat islam yang hanya islam KTP adalah benar adanya. 

Kita sebagai umat Islam pastinya merasa risih ketika disebut sebagai Islam KTP, oleh karena itu mari kita buktikan kepada masyarakat luas bahwa hal tersebut tidak benar. Mari kita patahkan pendapat-pendapat tentang Islam KTP tersebut. Mari kita hilangkan istilah Islam KTP di bumi pertiwi kita ini. Mari kita bersama-sama menegakkan syariat Islam dengan setegak-tegaknya. Mari kita jadi pionir-pionir dalam menegakkan simbol-simbol islam tersebut. Mari kita lakukan bersama-sama, kalau bukan sekarang, kapan lagi. Kalau bukan mulai dari diri kita sendiri mulai dari diri siapa lagi. Mari kita katakan dengan lantang aku mencintaimu Islam, I love you Islam.

Mari kita hayati wahyu Allah swt tentang Islam ini. Allah berkata dalam Al Qur’an surat Al Maidah Ayat 3 bahwa “Pada hari ini AKU sempurnakan bagi kalian agama kalian dan AKU telah cukupkan akan ni’mat KU kepada kalian dan AKU rela agama Islam sebagai agama kalian”.

Untuk membuktikan kecintaan kita terhadap Islam maka hal yang paling utama dan pertama adalah dengan mempelajari Islam itu sendiri. Hal yang paling pertama harus dipelajari untuk membangun pondasi islam yang kokoh dalam diri kita adalah dengan mempelajari ilmu Tauhid. Karena dakwah tauhid adalah dakwah yang paling utama dan pertama yang dilakukan oleh para Rasul yang di utus oleh Allah SWT kepada umatnya. Oleh karena itu Mari kita bersama-sama menegakkan pondasi islam kita dengan mempelajari Ilmu Tauhid. Kalau bukan sekarang, kapan lagi. Ingat usia, ingat waktu, ingat mati.




Salam Cinta yang Terdalam Untukmu Islam. I Love You Islam. I Love You Allah. 
Madanosin.

4 komentar:

  1. Tambah 'dalam' ini tulisannya masbro,,,,, luar biasa,,,
    Sekedar saran, sebelum di publish ada baiknya dicek dulu,, sy lihat ada beberapa typo.. Salam blogger :)

    BalasHapus
  2. apa itu typo bro ? mohon pencerahannya, soalnya saya masih newbe soal istilah blog. :)

    BalasHapus
  3. kesalahan pengetikan masbro,, contoh: newbe >> newbie
    kurang lebih begitulah,, sy jg masih pemula kodong,, masih harus banyak belajar,,

    BalasHapus
  4. Hahaha, okelah bro. makanya kamu kasi aktif lah kolom komentar di blogmu, supaya kita bisa saling melengkapi. hehehe, apa coba. :)

    BalasHapus