Pernahkah
Anda menyebut kata “Bidadari”?
Tahukah
Anda seperti apa wajahnya, parasnya, kelembutannya, kemerduan suaranya,
belaiannya, dan lain sebagainya yang sulit untuk diungkapkan?
Pernahkah
Anda berkeinginan atau sekedar bermimpi
untuk bertemu dengannya, bertemu dengan bidadari tersebut yang cantik jelita?
Sahabat,
Bacalah
tulisan ini hingga akhir, bacalah dengan teliti, hayati dan resapilah, kemudian
berdoalah, semoga Anda bisa bertemu dengannya walaupun hanya dalam mimpi.
*********
Abu
Ashim Al Abdani berkata “Apabila malam tiba aku melihat Abdul Wahid bin Zaid
seolah-olah seperti kuda pacuan yang dipersiapkan untuk suatu peperangan atau
perlombaan, dia berdiri menuju tempat shalatanya lalu segera melaksanakan
shalat.”
Abdul
Wahid pernah bercerita, “Pada suatu malam aku tertidur sehingga aku tidak
mengamalkan wirid dan shalatku. Dalam tidurku aku melihat seorang gadis
berwajah sangat cantik, yang belum pernah aku lihat gadis secantik dia. Gadis
itu memakai pakaian sutra hijau lalu berkata kepadaku, ‘Wahai Ibnu Zaid,
bersungguh-sungguhlah engkau untuk mendapatkanku, karena aku juga sedang
menunggu-nunggu engkau’.”
Gadis
itu kemudian melantunkan syair,
Barangsiapa
membeli aku dan mendapatkan aku
Maka
perniagaannya tidak akan pernah rugi
Aku
lalu bertanya kepada gadis itu, ‘Berapa hargamu?’
Gadis
itu kembali melantunkan syair
Cinta
kepada Allah dengan sepenuh cinta
Dan
terus bersyukur walaupun diliputi kesedihan
Aku
bertanya lagi, ‘Untuk siapa engkau?’
Dia
menjawab, ‘Untuk orang yang dapat menguasai (hawa nafsunya). Aku tidak menerima
harga (maskawin) dari orang yang melamarku berapa pun besarnya maskawin itu’.
Abdul
Wahid bin Zaid kemudian terbangun. Sejak saat itu dia bersumpah kepada dirinya
sendiri untuk tidak tidur setiap malam dan terus melakukan shalat malam.”
*********
Sahabat,
ayo kita bersungguh-sungguh untuk mendapatnnya.!!! Karena sesungguhnya dia juga
sedang menunggu-nunggu kita. Seorang gadis berwajah sangat cantik jelita,
sedang menunggu kita di Jannah Rabbul Izzati wa Jalalah. Masihkah engkau mau
menyia-nyiakannya?
Ada
sebuah syair yang cukup menarik tentang bidadari ini. Ketika membacanya, entah
kenapa bibirku tak henti-hentinya tersenyum. Sungguh, betapa besarnya Allah
Jalla Jalaluh, begitu indahnya Allah Ta’ala menciptakan sesuatu yang sangat
indah, yang menanti kita di surgaNya. Bidadari, penghuni surga Illahi Rabbi.
Inilah
bait-bait syair yang dirangkum penulis buku Taman-taman Orang yang Jatuh Cinta
dan Memendam Rindu dalam mensifati bidadari,
Wahai orang-orang yang memanggil dan
mencari bidadari
Agar dapat bercumbu dengannya di
taman-taman surgawi
Andaikan kau tahu siapa yang kau seru
Tentu kau tidak akan diam saja membisu
Andaikan kau tahu dimana dia berada
Kau kan berusaha dengan sekuat tenaga
Segeralah dan tapaki jalan menuju ke
sana
Karena jalan yang kau tempuh tak lama
kan tiba
Bercintalah dan berbicaralah di dalam
qalbu
Persiapkan maskawin selagi kau mampu
untuk itu
Jadikan puasamu sebagai bekal untuk
pertemuanmu
Malam pertamamu adalah malam fitri
seusai Ramadhan
Harapkan keindahan dan kecantikannya
yang memikat
Hampirilah sang kekasih dan jangan kau
terlambat
Wahai orang yang berthawaf di ka’bah
yang mulia
Yang dikelilingi bebatuan dan
sendi-sendinya
Yang berlari-lari kecil disekitar shafa
Setiap saat meniti jalan sa’y yang
dilaluinya
Dari jauh mereka melihat kemah dan tenda
Tampak jelas karena sinar dan cahaya
Hampirilah kemah-kemah itu dan
tinggallah di sana
Di dalamnya ada rembulan tanpa ada
kendaraannya
Bidadari-bidadari yang cantik jelita
Mencari pemuda-pemuda yang menjadi
kekasihnya
Pandangan matanya indah menawan
Pandangan yang menjanjikan ketentraman
Mengapa dia harus memandang bidadari
Maha Suci yang menciptakan kecantikan
sejati
Dia meminum dari gelas-gelas
kecantikannya
Seperti orang yang minum karena dahaga
Akhlak dan kecantikannya tak ada
tandingannya
Seperti bulan setelah tanggal delapan
Matahari berjalan diwajahnya yang
menawan
Malam pun tunduk di bawah dedahanan
Di tempat itulah dia berdecak kagum
Bagaimana malam dan matahari bisa
tersangkum
Maha suci Allah dengan segala ciptaanNya
Maha suci yang menundukkan ciptaan
manusia
Malam tiada mendahului matahari
Hingga datang pagi yang dini
Matahari datang bukan untuk mengusir
malam
Tetapi untuk bergandengan sebagai kawan
Keluarga adalah cermin bagi yang memandang
Siapa yang ingin melihat wajah
Akan terlihat terang
Dan bisa melihat keelokan wajah
diwajahnya
Melihat keelokannya tampak jelas di
depan mata
Pipinya kemerah-merahan, buah dadanya
padat menarik
Matanya lebar dan hitam serta berbulu
lentik
Kilat menyambar tatkala dia tersenyum
ceria menyinari atap istana dan dinding-dindingnya.
Sahabat,
masihkah kau tidak tergerak untuk mendapatkannya? Bidadari, penghuni surga
Illahi Rabbi. Cintailah Allah dengan sebenar-benarnya cinta, yakinlah bahwa
Allah akan membalas cintamu di akhirat kelak dengan surgaNya yang semua
keindahan, semua kenikmatan tercakup di dalamnya. Surga yang luasnya seluas
langit dan bumi. Sungguh, setiap yang berakal pasti menginginkannya.
Tetapi,
ketahuilah bahwa secantik-cantiknya bidadari di surga, dia akan kau dapatkan
nanti ketika di akhirat. Oleh karena itu, carilah bidadari dunia terlebih
dahulu, bimbinglah dia, ajaklah dia, untuk bersama-sama denganmu menuju surga
Allah Jalla Jalaluh. Di sana dia akan menjadi ratu dari para bidadari di surga
kelak.
Akhirnya,
Bidadariku, dimanakah kini kau berada,
Saya
Abu Laosar al-Buthoni setia menunggu kehadiranmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar