Kamis, 02 Oktober 2014

Bidadari



Pernahkah Anda menyebut kata “Bidadari”?


Tahukah Anda seperti apa wajahnya, parasnya, kelembutannya, kemerduan suaranya, belaiannya, dan lain sebagainya yang sulit untuk diungkapkan?


Pernahkah Anda berkeinginan atau  sekedar bermimpi untuk bertemu dengannya, bertemu dengan bidadari tersebut yang cantik jelita?


Sahabat,               

Bacalah tulisan ini hingga akhir, bacalah dengan teliti, hayati dan resapilah, kemudian berdoalah, semoga Anda bisa bertemu dengannya walaupun hanya dalam mimpi.


*********



Abu Ashim Al Abdani berkata “Apabila malam tiba aku melihat Abdul Wahid bin Zaid seolah-olah seperti kuda pacuan yang dipersiapkan untuk suatu peperangan atau perlombaan, dia berdiri menuju tempat shalatanya lalu segera melaksanakan shalat.”


Abdul Wahid pernah bercerita, “Pada suatu malam aku tertidur sehingga aku tidak mengamalkan wirid dan shalatku. Dalam tidurku aku melihat seorang gadis berwajah sangat cantik, yang belum pernah aku lihat gadis secantik dia. Gadis itu memakai pakaian sutra hijau lalu berkata kepadaku, ‘Wahai Ibnu Zaid, bersungguh-sungguhlah engkau untuk mendapatkanku, karena aku juga sedang menunggu-nunggu engkau’.”


Gadis itu kemudian melantunkan syair,


Barangsiapa membeli aku dan mendapatkan aku

Maka perniagaannya tidak akan pernah rugi

Aku lalu bertanya kepada gadis itu, ‘Berapa hargamu?’

Gadis itu kembali melantunkan syair

Cinta kepada Allah dengan sepenuh cinta

Dan terus bersyukur walaupun diliputi kesedihan

Aku bertanya lagi, ‘Untuk siapa engkau?’


Dia menjawab, ‘Untuk orang yang dapat menguasai (hawa nafsunya). Aku tidak menerima harga (maskawin) dari orang yang melamarku berapa pun besarnya maskawin itu’.


Abdul Wahid bin Zaid kemudian terbangun. Sejak saat itu dia bersumpah kepada dirinya sendiri untuk tidak tidur setiap malam dan terus melakukan shalat malam.”


*********


Sahabat, ayo kita bersungguh-sungguh untuk mendapatnnya.!!! Karena sesungguhnya dia juga sedang menunggu-nunggu kita. Seorang gadis berwajah sangat cantik jelita, sedang menunggu kita di Jannah Rabbul Izzati wa Jalalah. Masihkah engkau mau menyia-nyiakannya?


Ada sebuah syair yang cukup menarik tentang bidadari ini. Ketika membacanya, entah kenapa bibirku tak henti-hentinya tersenyum. Sungguh, betapa besarnya Allah Jalla Jalaluh, begitu indahnya Allah Ta’ala menciptakan sesuatu yang sangat indah, yang menanti kita di surgaNya. Bidadari, penghuni surga Illahi Rabbi.


Inilah bait-bait syair yang dirangkum penulis buku Taman-taman Orang yang Jatuh Cinta dan Memendam Rindu dalam mensifati bidadari,


Wahai orang-orang yang memanggil dan mencari bidadari

Agar dapat bercumbu dengannya di taman-taman surgawi

Andaikan kau tahu siapa yang kau seru

Tentu kau tidak akan diam saja membisu

Andaikan kau tahu dimana dia berada

Kau kan berusaha dengan sekuat tenaga

Segeralah dan tapaki jalan menuju ke sana

Karena jalan yang kau tempuh tak lama kan tiba

Bercintalah dan berbicaralah di dalam qalbu

Persiapkan maskawin selagi kau mampu untuk itu

Jadikan puasamu sebagai bekal untuk pertemuanmu

Malam pertamamu adalah malam fitri seusai Ramadhan

Harapkan keindahan dan kecantikannya yang memikat

Hampirilah sang kekasih dan jangan kau terlambat

Wahai orang yang berthawaf di ka’bah yang mulia

Yang dikelilingi bebatuan dan sendi-sendinya

Yang berlari-lari kecil disekitar shafa

Setiap saat meniti jalan sa’y yang dilaluinya

Dari jauh mereka melihat kemah dan tenda

Tampak jelas karena sinar dan cahaya

Hampirilah kemah-kemah itu dan tinggallah di sana

Di dalamnya ada rembulan tanpa ada kendaraannya

Bidadari-bidadari yang cantik jelita

Mencari pemuda-pemuda yang menjadi kekasihnya

Pandangan matanya indah menawan

Pandangan yang menjanjikan ketentraman

Mengapa dia harus memandang bidadari

Maha Suci yang menciptakan kecantikan sejati

Dia meminum dari gelas-gelas kecantikannya

Seperti orang yang minum karena dahaga

Akhlak dan kecantikannya tak ada tandingannya

Seperti bulan setelah tanggal delapan

Matahari berjalan diwajahnya yang menawan

Malam pun tunduk di bawah dedahanan

Di tempat itulah dia berdecak kagum

Bagaimana malam dan matahari bisa tersangkum

Maha suci Allah dengan segala ciptaanNya

Maha suci yang menundukkan ciptaan manusia

Malam tiada mendahului matahari

Hingga datang pagi yang dini

Matahari datang bukan untuk mengusir malam

Tetapi untuk bergandengan sebagai kawan

Keluarga adalah cermin bagi yang memandang

Siapa yang ingin melihat wajah

Akan terlihat terang

Dan bisa melihat keelokan wajah diwajahnya

Melihat keelokannya tampak jelas di depan mata

Pipinya kemerah-merahan, buah dadanya padat menarik

Matanya lebar dan hitam serta berbulu lentik

Kilat menyambar tatkala dia tersenyum ceria menyinari atap istana dan dinding-dindingnya.


Sahabat, masihkah kau tidak tergerak untuk mendapatkannya? Bidadari, penghuni surga Illahi Rabbi. Cintailah Allah dengan sebenar-benarnya cinta, yakinlah bahwa Allah akan membalas cintamu di akhirat kelak dengan surgaNya yang semua keindahan, semua kenikmatan tercakup di dalamnya. Surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Sungguh, setiap yang berakal pasti menginginkannya.


Tetapi, ketahuilah bahwa secantik-cantiknya bidadari di surga, dia akan kau dapatkan nanti ketika di akhirat. Oleh karena itu, carilah bidadari dunia terlebih dahulu, bimbinglah dia, ajaklah dia, untuk bersama-sama denganmu menuju surga Allah Jalla Jalaluh. Di sana dia akan menjadi ratu dari para bidadari di surga kelak. 


Akhirnya, Bidadariku, dimanakah kini kau berada,

Saya Abu Laosar al-Buthoni setia menunggu kehadiranmu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar