Bismillahirrahmaanirrahim,
Assalamualaikum
warahmatullahi wabarakaatuh,
Pembaca
sekalian yang insya Allah senantiasa dilindungi oleh Allah Azza wa Jalla, pada
kesempatan kali ini saya ingin menuliskan tentang kultum yang sempat saya
bawakan di salah satu masjid yang berada di tempat saya menimbah ilmu. Kultum
tersebut saya beri judul Makan dan Minum
Sebagai Pokok Pengobatan. Tentunya hal ini berhubungan dengan kesehatan
terutama pengobatan. Silahkan dibaca hingga akhir, semoga bermanfaat.
Makassar,
Ba’da Maghrib, Senin 18 Muharram 1436 H/ 10 November 2014.
Kaum
muslimin yang di Rahmati Allah Jalla Jalaluh,
Ajaran
agama islam yang kita cintai ini adalah ajaran yang sempurna. Agama islam tidak
hanya mengajarkan kepada kita tentang perkara Diyniah belaka (perkara agama
saja), tetapi juga mengajarkan kepada kita tentang pengobatan badan.
Al
Iman Asy- Syafi’I Rahimallah Ta’ala mengatakan bahwa
Al
Ilmu Ilman, Ilmu itu ada dua, yaitu:
1. Ilmu
tentang Diynniah (Ilmu agama)
2. Ilmu
tentang pengobatan badan
Allah
Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’anul karim surah Al A’araf ayat 31
yang artinya:
“…….Makan minumlah kalian jangan berlebih….”.
Al
Imam Ibnu Katsir dalam kitab tafsirnya menyebutkan bahwa para ulama kita
terdahulu, menyatakan bahwa separuh ayat ini merupakan pokok dari pengobatan.
Kemudian
Al Iman Al Qurthubi Rahimallah Ta’ala ketika menafsirkan ayat ini, beliau
membawakan sebuah kisah yang terjadi dimasa Khalifah Harun Al-Rasyid. Dimana
pada saat itu, sang khalifah mempunyai seorang dokter khalifah yang beragama
Nasarah, “benar kata Al Imam Asy-
Syafi’I, hal ini menunjukkan bahwa sungguh umat Islam sejak dahulu kala telah
mulain meninggalkan ilmunya yang sangat bermanfaat yaitu bahasa arab dan ilmu
pengobatan, sehingga seorang dokter khalifah pada masa itu beragama nasarah”.
Kemudian
dokter tersebut bertanya kepada seorang pemuda yang bernama Ali bin Husein, “Wahai pemuda, sesungguhnya agamamu itu
tidaklah sempurna, karena agamamu itu hanya membahas tentang perkara dynniah
saja, tidak membahas perkara yang lain”.
Kemudian
pemuda tersebut menjawab,
“Tidak, bahkan Rabb kami telah menurunkan
ayat tentang pengobatan, telah mengumpulkannya dalam separuh ayat.”
Dan
dokter tersebut bertanya,
“Ayat yang mana? Kenapa saya tidak
mengetahuinya” (Subhanallah, dokter nasarah tersebut juga membaca
Al-Qur’an, terus bagaimana dengan kita? Semoga Allah menjadikan hati-hati kita
senantiasa terikat dengan Al-Qur’an)
Kemudian,
Alin bin Husein membacakan Firman Allah dalam Al-Qur’an surat Al-A’araf ayat 31
yang artinya:
“…….Makan minumlah kalian jangan berlebih….”.
Dokter
nasarah tersebut kemudian mengatakan,
“Benar, bahwa kitab dalam Agamamu tidak
menyisakan satu ilmu pun kecuali telah kalian bahas.”
Subhanallah,
Hal
ini menunjukkan bahwa, ulama-ulama kita terdahulu dan para pakar kedokteran di
masa itu mengakui bahwa Makan dan minum
jangan berlebih merupakan pokok dari pengobatan.
Makanan
dan minuman yang kita konsumsi, sangat berpengaruh terhadap kesehatan kita.
Jika kita bisa mengaturnya dengan baik, menjaga pola makan dan minum kita maka
hal tersebut bisa menjauhkan kita dari berbagai macam penyakit. Sebaliknya,
jika kita tidak menjaga pola makan dan minum kita maka hal tersebut bisa
menjadi penyebab datangnya penyakit. Oleh karena itu menjaga pola makan dan
minum merupakan tindakan preventif atau penjagaan kesehatan tubuh kita yang
sangat baik.
Kemudian
Al Imam Al-Qurthubi melanjutkan,
Pengobatan
itu ada dua, yaitu:
1. Pengobatan
dengan menggunakan Ad dawa (obat)
2. Pengobatan
dengan Himyah (Pola hidup)
Jika
keduanya bersatu kata beliau, maka penyakit tersebut akan sembuh dengan izin
Allah. Akan tetapi, keduanya saling berhubungan dimana jika kita memiliki obat
maka kita membutuhkan himyah/pola hidup. Sebagai contoh:
Seseorang
yang terkena penyakit asam urat maka dia harus berpantang walaupun minum obat.
Tetapi, ketika kita meninggalkan pantangan dan mengatur pola hidup dan pola
makan kita maka walaupun kita tidak minum obat, penyakitnya akan berkurang
dengan izin Allah tentunya. Hal ini menunjukkan bahwa kita lebih butuh Himyah
atau pola hidup.
Rasulullah
Shalallahi ‘alaihi wa Sallam telah mengajarkan kepada kita banyak hal tentang
pola hidup yang sehat. Salah satunya yaitu yang berhubungan dengan pola makan
dan minum.
Rasulullah
Shalallahi ‘alaihi wa Sallam bersabda,
“Tidaklah seorang anak Adam memenuhi suatu
kantung yang lebih buruk dari perutnya. Bila tidak ada pilihan, maka cukuplah
baginya sepertiga dari perutnya untuk makanan, sepertiga darinya untuk minuman,
dan sepertiga sisanya untuk nafasnya.” (HR. Ahmad, At-Tarmidzi, An-Nasai
dan dishahikan oleh Al-Albani).
Subhallah,
Allah Akbar,
Baginda
kita, suri tauladan kita, Rasulullah Shalallahi ‘alaihi wa Sallam telah
mengajarkan kepada kita tentang cara makan yang baik. Rasulullah mengajarkan
kepada kita untuk tidak berlebih-lebihan dalam makan dan minum, karena
sesungguhnya sesuatu yang berlebih-lebihan akan memberikan dampak yang buruk
terhadap diri kita, dan Allah Jalla Jalaluh tidak menyukai sesuatu yang
berlebih-lebihan.
Sesungguhnya
Allah sangat cinta kepada umatnya, Allah mengharamkan khamar, racun, dan lain
sebagainya karena hal tersebut dapat merusak tubuh kita. Allah menyeru kepada
umatNya untuk makan dan minum jangan berlebihan karena hal tersebut dapat
membahayakan diri kita.
Coba
kita pikirkan, seandainya kita mengkonsumsi makanan secara berlebihan dengan
tidak menyisakan sedikitpun ruang buat kita bernapas, tentunya hal tersebut
akan membuat lambung kita tersikas, membuat kita tersedak, memicu timbulnya penyakit
asma, membuat kita malas bekerja, malas beribadah dan sesunggunya hal tersebut
menunjukkan sifat serakah kita sebagai manusia. Karena pada dasarnya esensi
atau tujuan kita makan dan minum adalah untuk menegakkan tuang punggung kita
sehingga kita memiliki energi untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla.
Oleh
karena itu, saudaraku sesama muslim yang senantiasa dirahmati Allah,
Mari
kita praktekkan seruan Allah Ta’ala ini di dalam kehidupan kita,
Mari
kita praktekkan ajaran nabi kita Muhammad Shalallahi ‘alaihi wa Sallam dalam
mengkonsumsi makanan dan minuman.
Maka
“----makan dan minumlah kalian jangan
berlebih..”
Demikianlah,
apa yang dapat saya sampaikan pada kesempatan yang berbahagia ini, lebih dan
kurangnya mohon dimaafkan. Yang benar datangnya dari Allah Jalla wa A’ala dan
yang salah datangnya dari saya pribadi sebagai hamba Allah yang tidak luput
dari khilaf dan dosa, Allah dan RasulNya terbebas dari hal tersebut.
Assalaamu
alaikum, warahmatullah wabarakaatuh,
Abu
Laosar Al-Buthony
Makassar,
18 Muharram 1436 H
Tidak ada komentar:
Posting Komentar