Kamis, 05 Juni 2014

Ibu, Maafkan Aku

Ibu, Maafkan Aku

Untukmu wahai bunga yang tak pernah layu,
Untukmu yang telah mengusap air mataku,
Untukmu yang telah membasuh kotoranku, yang telah menyuapkan makan dan minum ke mulutku,
Untukmu yang telah menjadikan haribaannya sebagai ketenangan bagiku,
Betapa letihnya engkau wahai ibu,

Kalau engkau kehilangan ibu, bisahkah engkau akan mendapatkan penggantinya?

Jika engkau kehilangan ibu, kehilangan ayahmu, apa yang akan engkau lakukan? 

Kemana engkau akan mendapatkan gantinya?

Keridhoan Allah itu dari keridhoan orang tua, Kemurkaan Allah itu dari kemurkaan orang tua,

Ya umma, ya umma,
Wahai Ibu,
Pintu mana lagi yang bisa terbuka untukku jika seandainya pintumu telah tertutup untukku.
Maafkan aku ibu,

Wahai ibu,
Siapa pula yang dapat mendekatkan dirinya kepadaku jika seandainya bukan engkau,
Maafkan aku ibu,

Wahai ibu,
Siapa lagi yang akan menyayangiku jika seandainya engkau telah murka kepadaku,
Mafkan aku ibu,

Maka silahkaan anak-anak yang durhaka berbuat sesuai kehendaknya, dia tidak akan masuk surga. 

Silahkan anak-anak yang berbakti berbuat sesuai kehendaknya, dan dia juga tidak akan masuk neraka. 

Sesungguhnya Allah menyegerakan azab bagi seorang hamba apabila dia durhaka kepada kedua orangtuanya, agar semakin segera kesengsaraan bagi dirinya. 

Dan sesungguhnya Allah menambahkan umur seorang hamba apabila dia berbakti kepada kedua orangtuanya agar dia semakin baik dan semakin berbakti. 

Coba lihat,
Siapa diantara kita yang mencium tangan ibunya?
 Siapa diantara kita yang mencium kepala ayah, ibunya?
Siapa diantara kita yang berbicara kepada ayah ibunya dengan lemah lembut, santun?

Ibu, maafkan anakmu,
Maafkan anakmu,!!!


Tidak ada komentar:

Posting Komentar