Kamis, 12 Juni 2014

Mencintai Pecinta Pagi

Mencintai Pecinta Pagi





Kaukah itu wahai bunga yang harum mewangi di pagi hari,
Auramu terpancar dibalik kesejukan embun pagi yang membasahi mahkota cantikmu.

Kaukah itu wahai bunga yang menawan hati dibalik cahaya sahdu mentari pagi,
Mahkotamu memancarkan ketenangan setiap hati yang mendambamu.

Ingin rasanya kubasuh wajah ini dengan embun kemilaumu.
Ingin rasanya hidung ini menghirup aroma wangi tubuhmu,
Ingin rasanya kukecup butiran-butiran embun pagi yang membasahi mahkotamu.

Duhai kau bunga di pagi hari,
Duhai kau penghias pagi,
Sungguh berdebar hati ini, ketika melihatmu untuk pertama kali,
Di Baruga Andi Pangeran Pettarani,
Melihat rona merah muda yang menghiasi mahkota cantikmu,
Mencium aroma wangi yang terpancar dari tubuhmu,
Sungguh tertegun takjub kudibuatmu.

Duhai kau bunga di pagi hari,
Duhai kau penghias pagi,
Iya, kamu!!!
Kamu yang mencintai pagi,
Kamu yang mengajariku cara mencintai pagi,
Kamu yang menjadi sumber inspirasiku,
Suatu hari nanti ketika kau sudah mekar mewangi,
Jika Tuhan menghendaki,
Kau kan kupetik dan kusimpan di hati,
Di hati,
Ya, di hati, kau kan kujaga sampai mati.

Duhai kau pecinta pagi,
Kita pasti kan bertemu lagi,
Di suatu hari dan tempat yang tak kau sadari,
Di taman bunga yang penuh cinta kasih,
Tempat mengikat janji untuk setia sehidup semati, 
Mencintai pagi,
Mencintai Pemilik pagi.

Kamis pagi, 11 Juni 2014. 
Untukmu yang mencintai pagi. Kan kujadikan kau sumber inspirasiku.

By
Madanosin.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar