Mencintai Pecinta Pagi
Kaukah itu wahai bunga yang harum
mewangi di pagi hari,
Auramu terpancar dibalik kesejukan
embun pagi yang membasahi mahkota cantikmu.
Kaukah itu wahai bunga yang menawan
hati dibalik cahaya sahdu mentari pagi,
Mahkotamu memancarkan ketenangan
setiap hati yang mendambamu.
Ingin rasanya kubasuh wajah ini dengan
embun kemilaumu.
Ingin rasanya hidung ini menghirup
aroma wangi tubuhmu,
Ingin rasanya kukecup butiran-butiran
embun pagi yang membasahi mahkotamu.
Duhai kau bunga di pagi hari,
Duhai kau penghias pagi,
Sungguh berdebar hati ini, ketika
melihatmu untuk pertama kali,
Di Baruga Andi Pangeran Pettarani,
Melihat rona merah muda yang menghiasi
mahkota cantikmu,
Mencium aroma wangi yang terpancar
dari tubuhmu,
Sungguh tertegun takjub kudibuatmu.
Duhai kau bunga di pagi hari,
Duhai kau penghias pagi,
Iya, kamu!!!
Kamu yang mencintai pagi,
Kamu yang mengajariku cara mencintai pagi,
Kamu yang menjadi sumber inspirasiku,
Suatu hari nanti ketika kau sudah
mekar mewangi,
Jika Tuhan menghendaki,
Kau kan kupetik dan kusimpan di hati,
Di hati,
Ya, di hati, kau kan kujaga sampai
mati.
Duhai kau pecinta pagi,
Kita pasti kan bertemu lagi,
Di suatu hari dan tempat yang tak kau
sadari,
Di taman bunga yang penuh cinta kasih,
Tempat mengikat janji untuk setia
sehidup semati,
Mencintai pagi,
Mencintai Pemilik pagi.
Kamis pagi, 11 Juni 2014.
Untukmu yang
mencintai pagi. Kan kujadikan kau sumber inspirasiku.
By
Madanosin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar