Suatu sore, di sebuah lapangan parkir
kampus tempat ku menuntut ilmu, tanpa disengaja saya melihat sosok yang cukup familiar
dimataku. Dia adalah salah seorang yang memberikan inspirasi dalam perjalanan
hidupku. Sudah lama rasanya tidak bertemu dengannya. Ketika melihatnya secara
sepintas, saya langsung mengenalinya. Saya hafal betul cara dia berjalan,
karena beberapa kali saya pernah bermain bola atau futsal dengannya. Tanpa
berpikir panjang, saya kemudian langsung menghampiri dia yang hendak
mengendarai motor birunya. Tak lengkap rasanya jika hanya bersalaman saja, saya
harus mencuri ilmu darinya walau hanya sedikit. Ini adalah momen pertama saya
berjumpa dengannya. Selama ini saya hanya menikmati pemikiran-pemikirannya dari
tulisan-tulisan yang dia tampilkan di blog pribadinya.
Saya ingin mengetahui apa kira-kira
yang terjadi setelah kurang lebih dua tahun lamanya beliau menuntut ilmu di
negeri orang. Saya sering mendengar rumor bahwa seseorang yang menuntut ilmu di
luar negeri setidaknya akan mengalami beberapa perubahan dalam dirinya.
Perubahan tersebut dapat berupa perubahan pada cara dia berpenampilan,
perubahan pada pola pikirnya atau cara pandang terhadap sesuatu, perubahan pada
cara berpakaian, bahkan terhadap tata krama atau sebut saja etika. Secara, kan
budaya barat sangat berbeda dengan budaya kita, apalagi budaya islam.
Sepengetahuanku, tidak sedikit dari kaum
muslimin yang ketika di tempat asalnya dia senantiasa menjaga sunnah Rasul,
tetapi ketika pulang dari menuntut ilmu di luar negeri dia menjadi jauh dari
sunnah Rasul bahkan meninggalkan sunnah Rasul. Walaupun tidak sedikit pula yang
tetap berpegang teguh pada sunnah Rasul dimanapun dia berada.
Oleh karena itu para ulama mewanti-wanti
kepada kaum muslimin yang ingin menuntut ilmu di luar negeri atau di negara yang
mayoritas penduduknya beragama non islam dan menerapkan aturan-aturan yang
bertentangan dengan islam untuk berhati-hati dan memikirkannya dengan matang
sebelum memutuskan untuk menuntut ilmu negara tersebut.
Para ulama menyaratkan agar kaum
muslimin terlebih dahulu memperdalam ilmunya tentang islam baru kemudian pergi
untuk menuntut ilmu di negara barat tersebut. Bahkan ada ulama yang
menganjurkan dengan tegas kepada umat islam agar menikah terlebih dahulu
sebelum pergi menuntut ilmu di negara barat, mengingat begitu bebasnya
pergaulan disana, seakan-akan tidak ada batas antara laki-laki dan perempuan.
Wanita dengan santainya memamerkan auratnya, berkumpul dan bercengkrama dengan
lawan jenis tanpa ada batasan. Sungguh banyak fitnah yang bertebaran di sana.
Laki-laki mana yang tidak tergoda
imannya ketika melihat wanita yang hanya mengenakan bikini berjalan dengan
santai di jalanan. Laki-laki pasti akan tergoda keimanannya ketika melihat
wanita yang mengenakan pakaian ketat dengan celana yang sangat pendek bahkan
sangat jauh diatas lututnya. Sungguh fitnah tersebut sangat kuat dan telah
banyak yang membuktikannya.
Oleh karena itu para ulama
mewanti-wanti kepada umat islam yang ingin menuntut ilmu keluar negeri agar
terlebih dahulu memperkuat ilmunya tentang akidah islam dan lebih baik lagi
jika dia menikah terlebih dahulu. Karena sesungguhnya Rasulullah telah bersabda
bahwa “menikah itu menyempurnakan
sebagian iman”. Dengan harapan ketika akidah islamnya telah kuat dan
separuh imannya telah sempurna, dia akan dengan mudah menghadapi cobaan-cobaan
yang akan bermunculan di negara barat tersebut.
Ketika bertemu dengan sosok yang penuh
isnpirasi tersebut, saya tidak melihat perubahan seperti yang dirumorkan oleh
banyak orang tentang para penuntut ilmu yang berubah setelah menuntut ilmu di
luar negeri. Sosok itu masih setia dengan model pakaian yang biasa dia kenakan
ketika pertama kali saya mengenalnya. Celana kain dan baju kemeja yang rapi.
Rasulullah mengajarkan kita umatnya agar menjaga kebersihan. Bersih berarti
rapi dan indah. Sebagaimana sabda Rasulullah bahwa kebersihan itu adalah sebagian dari iman. Dia masih mempraktekkan
itu.
Seketika setelah saya mengenalinya
dari jauh, saya kemudian tersenyum dan dengan cepat menghampirinya, sungguh
bukan palingan muka atau tatapan kosong yang kudapatkan, tetapi sama seperti
dulu, sosok itu selalu membalas senyuman atau salam kepada setiap orang yang
menyapanya. Dia tersenyum kepadaku dan menerima jabatan tanganku. Rasulullah
mengajarkan kepada kita untuk menebar senyum dan salam kepada sesama muslim
karena hal tersebut dapat mendatangkan pahala dan dapat memperkuat tali
persaudaraan diantara kaum muslimin.
Saat itu saya mencoba untuk sedikit
mencuri ilmu darinya. Saya kemudian melontarkan beberapa pertanyaan singkat
kepadanya. Jawabannya cukup menarik bagiku. Sosok itu selalu mempunyai jawaban
singkat dan mengundang senyuman bagi lawan bicara. Saya jadi teringat dengan
perkataan James smith ketika meyakinkan para juri saat tes wawancara kerja ketika
memerankan tokoh dalam filem yang bercerita tentang agen asuransi. Saat itu
James Smith meyakinkan juri bahwa dia pantas mendapatkan pekerjaan tersebut
karena dia punya keunikan dalam hal berkomunikasi. Dia mengatakan bahwa dia
bisa menjawab pertanyaan dengan cepat dengan jawaban yang singkat tetapi dapat
membuat suasana menjadi hidup. Sosok itu menurutku pandai melakukan hal
tersebut.
Dia juga menyempatkan bertanya tentang
perkembangan kuliahku. Sebagai senior dia mengajarkanku pentingya saling ingat
mengingatkan. Saya meyakini bahwa kekuatan kata-kata bisa memberikan pengaruh
kepada seseorang sebagaimana saya meyakini akan firman Allah Ta’ala dalam
Al-Qur’an surah Al-Isra: “Saling
nasehat-menasehatilah dalam kebenaran dan dalam kesabaran”. Dia sekarang
sudah berada pada posisi jauh di atasku, mungkin ini saatnya bagiku untuk
memberikan dorongan semangat kepada adik-adik dibawahku untuk lebih giat lagi
dalam menuntut ilmu agar mereka bisa mencontoh sosok senior-senior yang telah
berhasil atau setidaknya mereka tidak seperti diriku. Saya akan mencoba untuk
melakukannya walaupun itu sudah saya lakukan tetapi akan saya tingkatkan lagi.
Semoga Allah Ta’ala selalu menghadirkan semangat dalam hatiku dan menjauhkan
malas dari dalam diriku.
Dan sosok itu kemudian mengatakan bahwa
setelah tiba di Indonesia dia kemudian pulang kampung selama dua minggu untuk
beristirahat melepas rindu dengan keluarga tercinta. Ya, sebagai perantau saya
kemudian berpikir, betul bahwa sejauh apa pun kaki melangkah, kita pasti akan
merindukan kampung halaman tempat kita melihat dunia untuk pertama kalinya.
Saya mengasumsikan kampung halaman itu sebagai tempat dimana ayah, ibu, kakak,
adik, serta keluarga kita berada. Kalau istilah kerennya “Home sweet home” rumahku adalah istinahku. Karena di rumahku ada
mereka yang aku cintai. Karena di rumahkulah pertama kalinya aku mengenal cinta
dari ibuku, cinta dari ayahku, dan cinta dari keluargaku. Jadi wajarlah jika
kampung halaman selalu dirindukan. Walaupun hal tersebut membuat badan sakit
karena harus beradaptasi tapi itu bukan masalah menurutku. Saya ingin
mengatakan bahwa itu adalah pertanda bahwa alam memperlihatkan rasa rindunya
karena setelah sekian lama alam tidak merasakan aura kehadiran seseorang yang
sangat akrab dengannya. Saya meyakini, bahwa setiap peristiwa memiliki makna
yang tersembunyi di dalamnya.
Ada satu kalimat menarik yang dilontarkannya
saat itu. Kalimat tersebut membuatku malu dan terdiam sejenak. Katanya dia
membaca tulisan di blogku. Saya malu mendengarnya, tak kusangka sosok yang
selama ini kukagumi, tulisan-tulisan terbarunya selalu kutunggu, dia membaca tulisan-tulisanku yang biasa-biasa
ini. Subhanallah, sesungguhnya Allah Maha Melihat dan Maha Mendengar semoga
Allah memudahkan segala urusannya, semoga selalu menjadikannya sosok penggerak
kearah kebaikan bagi orang-orang disekitarnya. Sebagaimana motto hidup beliau
yang selalu terniang di otakku ketika berbicara tentangg motto, “BERGERAK”. Karena
motto tersebutlah saya kemudian berpikir untuk mencari motto yang berbeda dan
dalam pencarianku tersebut saya menemukan motto yang seterusnya akan menjadi
pengingatku. Motto tersebutlah yang kemudian mendeskripsikan blog ini dan
terpampang dengan gagah di tempat teratas blog ini.
Selain itu, sosok itu sempat mengeluarkan
sebuah kalimat menarik. Ketika saya bertanya perihal pernikahan, sosok itu
mengeluarkan sebuah kalimat yang menurutku rahasia. Dia berututur bahwa
kepulangannya ke kampung saat itu merupakan proses pendahuluan untuk menuju
jenjang berikutnya. Pertanyaan yang kemudian terlintas dalam benakku, siapakah
wanita yang beruntung itu? kita tunggu saja kabar gembira selanjutnya. Saya
sepertinya sudah mendapatkan sedikit gambaran bahwa saya mengenal sosok wanita
itu.
Terkahir, dia kemudian menawarkanku
tumpangan tetapi saya hanya bisa mengucapkan terima kasih karena saat itu saya
juga membawa kendaraan sendiri.
Seperti itulah pertemuanku yang
sepintas dengan sosok penggerak yang penuh inspirasi tersebut. Walaupun hanya
sekejap, tetapi itu bisa membuka cakrawala berpikirku. Saya bersyukur bisa mencuri
ilmu darinya. Semoga suatu saat bisa bertemu lagi dengannya. Tetapi jika saat
itu tiba, mungkin saya akan sedikit malu karena memikirkan apakah sosok itu
telah membaca tulisan ini. Wallahu A’lam !!! semoga Allah Ta’ala selalu
menghadirkan rasa persaudaraan yang kuat diantara umatNya yang selalu mengingatNya
di setiap hembusan nafasnya. Aamiin..!!!
Salam hormat dariku, selamat berkarya,
karyamu akan selalu ditunggu oleh orang-orang disekitarmu.
Sore Yang Indah,,
Madanosin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar