Di
antara sebab kebahagiaan adalah meluangkan waktu untuk mengkaji, menyempatkan
diri untuk membaca, dan mengembangkan kekuatan otak dengan hikmah-hikmah.
Al-jahizh
menasehatkan untuk senantiasa membaca dan mengkaji agar Anda bisa mengusir
kesedihan. Katanya, "Buku adalah
teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan
menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat
toleran yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan
menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang
Anda miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan
menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan."
Buku
adalah sesuatu yang jika Anda pandang maka akan memberikan kenikmatan yang
panjang, dia akan menajamkan kemampuan intelektual, membuat lidah tidak kelu,
dan membuat ujung jemari semakin indah. Dia akan memperkaya ungkapan-ungkapan Anda,
akan menenangkan jiwa, dan akan mengisi dada. Buku akan memberikan
'penghormatan orang-orang awam dan persahabatan dengan raja-raja', kepada Anda.
Dengannya Anda akan mengetahui sesuatu hanya dalam sebulan. Satu hal yang tidak
bisa Anda dapatkan dari mulut orang selama satu masa. Dengannya, Anda juga bisa
menghindarkan hutang dan kesusahan mencari rezeki. Dengan buku, Anda tidak
harus bersusah-susah menghadap seorang pengajar yang mencari makan dari honor
mengajar, tidak harus belajar dari orang yang secara akhlak lebih rendah dari
Anda, dan tidak harus duduk bersama orang-orang yang hatinya penuh kedengkian
dan orang-orang yang kaya.
Buku
adalah sesuatu yang akan senantiasa taat baik di siang hari maupun di malam
hari. Dia akan ikut saja baik dalam perjalanan maupun ketika berada di rumah.
Dia tidak pernah mengantuk, dan tidak akan terkena kelelahan malam. Dia adalah
guru yang jika Anda membutuhkannya, maka ia tidak akan merasa malu. Dan jika
Anda meninggalkannya untuk ganti materi, maka dia tidak akan memutuskan
faedahnya. Walaupun Anda meninggalkannya, dia akan selalu taat. Walaupun ada
angin yang menyerang Anda, dia tidak akan berpaling. Kesendirian Anda tidak
akan membahayakan selama Anda selalu bersamanya, dan tidak akan memaksa Anda
untuk duduk bersama orang-orang yang jelek perangainya. Meskipun tidak ada
keutamaan yang bisa Anda ambil, namun ia sudah menghalangi niat Anda untuk
duduk di depan pintu rumah, dan melihat orang-orang yang lalu-lalang di depan
rumah. Sebab hal tersebut; melanggar hak-hak orang lain, menzalimi diri kita
dengan cara melihat orang lain secara berlebihan, ada keterlibatan diri kita
dalam sesuatu yang tidak berguna, ada pembaruan dengan orang-orang yang tidak
berguna, ada kesempatan untuk mendengarkan langsung ucapan-ucapan mereka yang
kotor, yang tidak bernilai, yang rendah budinya dan tidak cerdas.
Semua
ini akan menghindarkan Anda dari segala kemungkinan buruk, dan menghadapkan
pada manfaat yang besar. Anda berhasil mendapatkan pokok sekaligus cabangnya.
Seandainya yang Anda dapatkan darinya tak lebih dari kegiatan yang menghalangi
niat Anda dari keinginan yang murahan, dari keinginan untuk bersenang-senang
saja, dan dari main-main yang tidak berarti, maka itu sudah merupakan nikmat
yang besar dan karunia yang agung.
Kita
sadar bahwa buku adalah pilihan terbaik
bagi orang-orang yang kosong untuk menghabiskan
waktu siangnya, dan bagi orang-orang yang suka bersenang-senang untuk menghabiskan malam-malam mereka. Buku adalah sesuatu yang tanpa mereka
sadari; memberikan dorongan untuk
mencoba, menggunakan nalarnya, membentuk kepribadiannya, menjaga kehormatan
mereka, meluruskan agama mereka, dan mengembangkan harta mereka.
Dr.
Aidh Al Qarni dalam bukunya La Tahzan.
*******
Saya
sangat sepakat bahkan berjuta pakat dengan apa yang ditulisakan oleh Aidh Al
Qarni dalam bukunya tersebut.
“Buku adalah pilihan terbaik bagi orang-orang
yang kosong untuk menghabiskan waktu siangnya, dan bagi orang-orang yang suka
bersenang-senang untuk menghabiskan malam-malam mereka.”
Setidaknya
saya pernah merasakan kondisi tersebut ketika perjalan pulang ke kampung
halamanku, kota Baubau, Pulau Buton tercinta dengan menggunakan kapal laut.
Perjalanan menggunakan kapal laut membutuhkan waktu kurang lebih 14 jam,
bayangkan apa yang akan kita lakukan dalam selang waktu tersebut.
Kebanyakan
dari penumpang menggunakan waktunya untuk tidur, bermain domi, yoker, game, dan
hal-hal tidak bermanfaat lainnya. Dulu ketika belum berteman dengan buku, yang saya
lakukan sama dengan kebanyakan penumpang lainnya, tetapi sekarang setelah berteman
dengan buku, setelah mengenal buku lebih dalam, cintaku kepadanya pun bersemi
dan semakin kuat. Tak melihatnya sedetik pun membuat hati ini, akh
sudahlah……!!! Hahahaha.
“Sekarang,
buku adalah teman terbaikku ketika pulang kampung.” It’s true.!!
Sekian, semoga bermanfaat.
Di Makassar, 3 Rabbiul Akhir 1436 H.
*******
Tidak ada komentar:
Posting Komentar