Jumat, 23 Januari 2015

Sebaik-baik Teman Duduk Adalah Buku


Di antara sebab kebahagiaan adalah meluangkan waktu untuk mengkaji, menyempatkan diri untuk membaca, dan mengembangkan kekuatan otak dengan hikmah-hikmah.

Al-jahizh menasehatkan untuk senantiasa membaca dan mengkaji agar Anda bisa mengusir kesedihan. Katanya, "Buku adalah teman duduk yang tidak akan memujimu dengan berlebihan, sahabat yang tidak akan menipumu, dan teman yang tidak membuatmu bosan. Dia adalah teman yang sangat toleran yang tidak akan mengusirmu. Dia adalah tetangga yang tidak akan menyakitimu. Dia adalah teman yang tidak akan memaksamu mengeluarkan apa yang Anda miliki. Dia tidak akan memperlakukanmu dengan tipu daya, tidak akan menipumu dengan kemunafikan, dan tidak akan membuat kebohongan."


Buku adalah sesuatu yang jika Anda pandang maka akan memberikan kenikmatan yang panjang, dia akan menajamkan kemampuan intelektual, membuat lidah tidak kelu, dan membuat ujung jemari semakin indah. Dia akan memperkaya ungkapan-ungkapan Anda, akan menenangkan jiwa, dan akan mengisi dada. Buku akan memberikan 'penghormatan orang-orang awam dan persahabatan dengan raja-raja', kepada Anda. Dengannya Anda akan mengetahui sesuatu hanya dalam sebulan. Satu hal yang tidak bisa Anda dapatkan dari mulut orang selama satu masa. Dengannya, Anda juga bisa menghindarkan hutang dan kesusahan mencari rezeki. Dengan buku, Anda tidak harus bersusah-susah menghadap seorang pengajar yang mencari makan dari honor mengajar, tidak harus belajar dari orang yang secara akhlak lebih rendah dari Anda, dan tidak harus duduk bersama orang-orang yang hatinya penuh kedengkian dan orang-orang yang kaya.

Buku adalah sesuatu yang akan senantiasa taat baik di siang hari maupun di malam hari. Dia akan ikut saja baik dalam perjalanan maupun ketika berada di rumah. Dia tidak pernah mengantuk, dan tidak akan terkena kelelahan malam. Dia adalah guru yang jika Anda membutuhkannya, maka ia tidak akan merasa malu. Dan jika Anda meninggalkannya untuk ganti materi, maka dia tidak akan memutuskan faedahnya. Walaupun Anda meninggalkannya, dia akan selalu taat. Walaupun ada angin yang menyerang Anda, dia tidak akan berpaling. Kesendirian Anda tidak akan membahayakan selama Anda selalu bersamanya, dan tidak akan memaksa Anda untuk duduk bersama orang-orang yang jelek perangainya. Meskipun tidak ada keutamaan yang bisa Anda ambil, namun ia sudah menghalangi niat Anda untuk duduk di depan pintu rumah, dan melihat orang-orang yang lalu-lalang di depan rumah. Sebab hal tersebut; melanggar hak-hak orang lain, menzalimi diri kita dengan cara melihat orang lain secara berlebihan, ada keterlibatan diri kita dalam sesuatu yang tidak berguna, ada pembaruan dengan orang-orang yang tidak berguna, ada kesempatan untuk mendengarkan langsung ucapan-ucapan mereka yang kotor, yang tidak bernilai, yang rendah budinya dan tidak cerdas.

Semua ini akan menghindarkan Anda dari segala kemungkinan buruk, dan menghadapkan pada manfaat yang besar. Anda berhasil mendapatkan pokok sekaligus cabangnya. Seandainya yang Anda dapatkan darinya tak lebih dari kegiatan yang menghalangi niat Anda dari keinginan yang murahan, dari keinginan untuk bersenang-senang saja, dan dari main-main yang tidak berarti, maka itu sudah merupakan nikmat yang besar dan karunia yang agung.

Kita sadar bahwa buku adalah pilihan terbaik bagi orang-orang yang kosong untuk menghabiskan waktu siangnya, dan bagi orang-orang yang suka bersenang-senang untuk menghabiskan malam-malam mereka. Buku adalah sesuatu yang tanpa mereka sadari; memberikan dorongan untuk mencoba, menggunakan nalarnya, membentuk kepribadiannya, menjaga kehormatan mereka, meluruskan agama mereka, dan mengembangkan harta mereka.

Dr. Aidh Al Qarni dalam bukunya La Tahzan.

*******

Saya sangat sepakat bahkan berjuta pakat dengan apa yang ditulisakan oleh Aidh Al Qarni dalam bukunya tersebut. 

Buku adalah pilihan terbaik bagi orang-orang yang kosong untuk menghabiskan waktu siangnya, dan bagi orang-orang yang suka bersenang-senang untuk menghabiskan malam-malam mereka.” 

Setidaknya saya pernah merasakan kondisi tersebut ketika perjalan pulang ke kampung halamanku, kota Baubau, Pulau Buton tercinta dengan menggunakan kapal laut. Perjalanan menggunakan kapal laut membutuhkan waktu kurang lebih 14 jam, bayangkan apa yang akan kita lakukan dalam selang waktu tersebut. 

Kebanyakan dari penumpang menggunakan waktunya untuk tidur, bermain domi, yoker, game, dan hal-hal tidak bermanfaat lainnya. Dulu ketika belum berteman dengan buku, yang saya lakukan sama dengan kebanyakan penumpang lainnya, tetapi sekarang setelah berteman dengan buku, setelah mengenal buku lebih dalam, cintaku kepadanya pun bersemi dan semakin kuat. Tak melihatnya sedetik pun membuat hati ini, akh sudahlah……!!! Hahahaha.

“Sekarang, buku adalah teman terbaikku ketika pulang kampung.” It’s true.!!

Saranku, “Cintailah buku, maka kamu akan mendapatkan cinta dari orang-orang yang ada di sekitarmu, tak terkecuali cinta dari si dia.” (sambil tersenyum memikirkannya).








Sekian, semoga bermanfaat.

Di Makassar, 3 Rabbiul Akhir 1436 H.

*******


 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar