“Jangan marah, bagimu surga…” ungkapan
hadits ini pernah terlontar dari lisan Rasulullah saw. Ungkapan sederhana dari
lisan seorang rasul yang dianugrahi Al-Jawami’
Al-Kalim, yang artinya perkataan yang jelas, singkat, namun sarat makna.
Marah
merupakan salah satu emosi pokok manusia, selain sedih, gembira dan sekian
banyak emosi lainnya. Begitu banyak hal bisa terjadi hanya disebabkan karena
kemarahan, yang akibatnya seringkali tidak disadari sebelumnya oleh sipelaku marah.
Suatu
ketika saya pernah merasa kesal atau sebut saja marah karena disebut seperti
kambing oleh teman saya. Sebenarnya saya kesal bukan karena saya yang disamakan
seperti kambing tetapi karena kekurang pahaman dia tentang kenapa saya
memelihara jenggot. Berjenggot adalah perintah dari Rasulullah saw. oleh karena
itu ketika dia menyamakan saya dengan kambing berarti secara tidak langsung dia
juga menyamakan Rasulullah saw. dengan kambing. Itulah yang membuat saya cukup
kesal.
Beberapa
hari yang lalu saya mendengarkan sebuah video ceramah dari ustad Badrussalam
Lc. Ceramahnya itu berjudul Berjenggot
seperti kambing. Setelah mendengarkan ceramah tersebut, saya menjadi
bertambah yakin untuk berjenggot. Dan saya menjadi sadar bahwa kita tidak perlu
marah jika di ejek seperti kambing karena berjenggot. Sebab kambing dan jenggot
adalah dua hal yang memiliki manfaat serta keutamaan di sisi Allah dan
rasulnya.
Dalam ceramahnya ustada Badrussalm Lc. Menyebutkan bahwa
ternyata kambing itu binatang surga, dimana Rasulullah saw dalam hadits yang
dishahihkan oleh syekh Al-Albani mengatakan bahwa “kambing itu termasuk binatang surga”.
Bayangkan ternyata binatang surga sifatnya mempunyai jenggot
yang kata orang katanya orang berjenggot itu kayak kambing.
Tahukah anda bahwsanya kambing adalah binatang yang berkah.
Nabi saw bersabda “Ambillah kambing
sebagai binatang peliharaan karena kambing itu berkah”.
Kambing berkah, itu menunjukkan bahwa kambing ini bukan hewan
biasa. Ternyata kambing itu adalah hewan yang diberkahi oleh Allah swt.
Bahkan tahukah kita, bahwa Nabi saw. mengabarkan bahwa semua
Nabi dan Rasul pernah mengembalakan kambing. Beliau bersabda “tidak ada satu pun nabi sebelumku kecuali
dia pasti mengembalakan kambing”. Subhanallah, sampai-sampai para nabi pernah
mengembalakan kambing.
Apa hikmah dibalik itu semua. Ternyata hikmahnya orang yang
mengembalakan kambing itu dilatih jiwa kepemimpinannya, jiwa kesabarannya dan
jiwa kelembutannya.
Oleh kerena itulah Nabi saw. mengatakan “Ketenangan itu ada pada para pengembala kambing, pemilik-pemilik
kambing”.
Jadi kalau begitu, kambing merupakan binatang istimewa bukan.
Maka dari itu jangan merasa kesal ketika kita disebut kayak kambing. Justru
seharusnya kita bangga dong, ketika ada orang berkata “kamu itu kayak kambing”, kita katakan “yah nggak masalah, kambing kan binatang surga”.
Apalagi janggut itu adalah perintah Rasulullah, semua Nabi
dan Rasul berjanggut. Apakah kita tidak bangga lagi ketika kita meyerupai para
Nabi. Kita mengikuti syariat seluruh Nabi dan Rasul. Bahkan Nabi saw.
memerintahkan dalam sabdanya “hendaklah
engkau cukur kumismu dan panjangkan janggutmu dan selisilah orang-orang majusi”.
Apakah anda tidak bangga ketika anda berjenggot, anda telah
menyerupai para Nabi, mengikuti syariat para Nabi, seharusnya kita bangga dong.
Kalau ada orang berkata jenggot teroris, kita katakan “maaf, kalau jenggot teroris, berarti para nabi teroris kah?”.
Ketika Nabi saw. kedatangan utusan Persia, dimana utusannya
itu janggutnya dicukur habis, kumisnya dipanjangkan. Maka Rasulullah bertanya, “siapa yang memerintahkan kamu berbuat
seperti ini? Kata dia raja kami, maka Rasulullah saw. bersabda “akan
tetapi rabbku memerintahkanku untuk memanjangkan janggut”.
Kita harus yakin bahwa Allah menciptakan sesuatu tidak sia-sia,
bahwa Allah menciptakan sesuatu pasti ada manfaatnya. Pasti janggut yang Allah
ciptakan laki-laki di atasnya memberikan manfaat-manfaat yang sangat besar. Dan
ternyata secara penelitian ilmiah yang dilakukan oleh para ilmuan di zaman
sekarang, ternyata janggut banyak sekali faidah-faidahnya untuk laki-laki.
Dintaranya memelihara hormon kejantanan.
Oleh karena itu, Aisyah r.a. berkata “segala puji bagi Allah yang telah menghiasi laki-laki dengan janggut,
wanita yang masih diatas fitrahnya dia akan suka kepada laki-laki yang
berjanggut”. Tapi ketika sesorang telah hilang fitrah yang baik, dia akan
berkata, katanya janggut itu kumuh, katanya janggut itu kotor, katanya janggut
itu tidak indah.
Keindahan yang hakiki adalah keindahan yang sesuai atau dipandang
indah oleh Allah dan Rasulnya. Allah menciptakan laki-laki dengan berjanggut,
itu adalah keindahan buat mereka. Manfaat yang besar buat mereka. Karena
keindahan yang parameternya adalah hawa nafsu maka itu hakekatnya adalah
kerusakan.
Oleh karena itu, masih kah kita merasa minder ketika kita
disebut kayak kambing karena kita berjenggot? Justru jawabannya adalah jangan,
karena kambing adalah binatang surga, kambing adalah binatang berkah, seluruh
Nabi dan Rasul ternyata mengembalakan kambing, demikian juga kambing memberikan
ketenangan kepada pengembala kambing, melatih jiwa kepemimpinan bagi mereka
yang mengembalakan kambing.
Luar bisa, oleh karena itu mari kita hidupkan sunnah janggut
ini, perlihatkan bahwa ini adalah sesuatu yang mulia, sesuatu yang indah,
sesuatu yang tidak kumuh, tetapi ini adalah perintah dari Rasulullah saw.
Perintah dari Allah swt.
Sekian, semoga bermanfaat.
Abu_Laosar,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar