Malam
itu hatiku bersedih, emosiku memuncak, niat baikku kau mentahkan dengan
penolakan yang cukup keras “TIDAK usah
urus urusanku !!!” katamu dengan nada datar dengan sedikit tekanan. Bagiku,
kata-kata tersebut adalah bentuk pukulan telak. Dari sekian banyak teman yang
pernah mengenalku, berdiskusi, atau sekedar bercengkrama denganku, tidak pernah ada
seorang pun yang mengeluarkan kata-kata seperti itu. Bagiku, itu ibarat sebuah
gunting yang bisa saja memotong tali hubungan kita seutas demi seutas.
Saya
meyadari, mungkin kamu belum mengenalku lebih jauh, begitu pula saya belum
betul-betul mengenalmu. Tetapi, ketika kamu menyuruhku untuk tidak
memperdulikanmu, berarti sama saja kamu menyuruhku untuk menghindar darimu.
Dengan demikian, akan sulit bagiku untuk mengingatkanmu dengan lisanku tuk yang
kedua kalinya. Karena ketika lisanku sudah kau tolak, maka bagimu hanya doa
yang bisa kulakukan. Saya berdoa kepada Allah Ta’ala agar kamu diberikan
hidayah. Sehingga hatimu tergerak untuk berubah menjadi lebih baik lagi,
meninggalkan kebiasaan-kebiasaan yang senantiasa melalaikanmu dari mengingat
Allah Ta’ala.
Entah
apa yang kemudian membuatmu berkata seperti itu padaku. Saya tidak melakukan
sesuatu yang buruk kepadamu. Jika seandainya saya mengajakmu untuk melakukan
maksiat kepada Allah Ta’ala, melakukan perbuatan-perbuatan dosa, meninggalkan
ketaatan kepada Allah Ta’ala, maka saya mengerti jika kamu menolak ajakanku
tersebut.
Tetapi,
sebagai temanmu, sebagai orang yang mengenalmu, saya ingin mengajakmu untuk
meninggalkan perbuatan yang sia-sia tersebut, perbuatan yang menjauhkanmu dari
meningat Allah Ta’ala, saya ingin mengajakmu untuk mencintai Allah Ta’ala,
untuk melakukan ketaatan kepada Allah Ta’ala. Maka ketika kau menolak ajakanku
tersebut, hatiku pasti akan bersedih karena sekali lagi bagimu hanya doa yang
bisa kupanjatkan, semoga Allah Ta’ala memberikan hidayah dan inayah kepadamu.
Sungguh,
jika bukan karena perintah Allah Ta’ala seperti yang tertuang dalam firmanNya
Q.S Al-Ashr, dimana Allah Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk saling
ingat-mengingatkan, saling nasehat-menasehati, maka saya akan membiarkanmu,
saya tidak akan peduli padamu. Sungguh, saya memeiliki banyak sekali kekurangan
yang harus saya benahi, banyak sekali dosa yang harus saya minta ampunkan
kepada Allah Ta’ala. Tetapi karena itu adalah perintah Allah Ta’ala, maka
sebagai hamba yang bergantung padaNYA, tidak ada kata lain selain dengar dan
ta’at.
Sekali
lagi, saya merasa sangat berdosa sebagai temanmu jika saya hanya diam ketika
melihatmu salah dalam melangkah.
Maafkan
aku,
Temanmu,
Abu_laosar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar