Selasa, 08 April 2014

Tentang Cinta


Sebagai manusia, kita pasti memiliki hobi masing-masing. Ada yang hobi travelling, ada yang hobinya memanjat tebing, diving, mancing, camping, bermain sepak bola, mendaki gunung, dan lain-lain. Kita semua pasti mencintainya dan rela merogeh kocek dalam-dalam untuk memuaskan hobi kita tersebut. tapi apakah kecintaan kita kepada hobi tersebut sudah sesuai atau terlalu berlebihan, ataukah masih kurang.

Mari kita baca dengan seksama bekal cinta dari Ustadz Muhammad Yasir berikut ini:


Pernah melihat orang memanjat tebing? Pernah melihat orang mendaki gunung? Mengapa mereka mau mengeluarkan tenaga yang begitu besar, waktu yang sangat banyak untuk mendaki gunung, untuk memanjat tebing?

Sedangkan kepuasan cuma sebentar saja yang mereka ingin harapkan. Cuma ingin melihat matahari terbit misalnya. Tetapi mengapa mereka mau mengeluarkan tenaga yang begitu besar untuk memanjat tebing?

Penerjung payung misalnya, resikonya adalah nyawa jika payungnya tidak terbuka. Penjelajah hutan, resikonya adalah kelaparan, kedinginan, kepanasan, atau pun dimakan binatang buas.

Mengapa mereka mau mengeluarkan energi yang begitu besar, uang yang begitu banyak hanya untuk memenuhi hobi mereka tersebut?


Inikah yang disebut dengan cinta. 


Kalau orang sudah jatuh cinta dengan sesuatu, kalau orang sudah hobi dengan sesuatu, maka apa pun akan dikeluarkan, baik harta, tenaga, bahkan waktu pun akan mereka korbankan untuk mendapatkan hobi mereka tersebut.Cinta, hanya beralaskan cinta. 

Cinta hanyalah lima huruf yang membentuk sebuah kata, kalau disebutkan maka yang dibayangkan adalah suatu hal yang indah dan glamor. Cinta kalau dibayangkan adalah hubungan antara seorang lelaki dan wanita. Cinta, dia bisa membuat seseorang bahagia, tetapi karena cinta juga seseorang bisa menjadi gila.

Katanya cinta membutuhkan pengorbanan. Katanya cinta melahirkan keindahan. 

Memang, lihat pengorbanan seorang pemain sepak bola, berkorban untuk melatih raganya, dibawah terik panas matahari, dimarahi sama pelatih, dipaksa untuk melakukan ini, melakukan itu, tetapi mereka rela melakukannya karena cinta terhadap profesi mereka sebagai pemain sepak bola.

Seorang pendaki gunung, mau kedinginan mendaki gunung everest, rela kecapaian mendaki gunung yang sangat tinggi di suatu daerah, karena cinta terhadap profesi mereka. Cinta membutuhkan pengorbanan. 

Cinta juga melahirkan keindahan. Maka terkadang ada yang mengatakan bahwa kalau hati sudah diliputi cinta, maka bersinnya pun terdengar merdu. Tapi kalau hati dirindung rindu, maka ketombenya pun terlihat seperti mutiara. Cinta melahirkan keindahan.

Nah, maka janganlah kita heran kalau kita melihat Rasulullah saw. mau bangun tengah malam untuk melakukan shalat malam, sampai-sampai bengkak kakinya. Padahal beliau adalah orang yang sudah diampuni dosanya, yang sudah dijamin masuk surga. Tetapi mengapa masih melakukan ibadah seperti ini. Inilah yang namanya cinta. 

Karena Beliau cinta kepada Allah, cinta untuk beribadah kepada Allah, maka dikorbankan seluruh waktu, seluruh tenaga untuk memperoleh cinta Allah, untuk memperoleh cinta kepada Allah swt.


Cinta bisa dibentuk, bisa dipoles, bisa dipermak, sehingga dia bisa membesar, bisa berkembang dan menghasilkan bau harum yang tercium sampai keluar. 

Umar bin Khatab, seorang sahabat Rasulullah saw. beliau pernah mengatakan ya Rasulullah, Engkau adalah orang yang aku cintai, tetapi nomor dua setelah aku cinta kepada diriku sendiri. Rasulullah pun mengatakan, belum ya Umar, belum, jika engkau masih mencintai dirimu sendiri dari pada Diriku, maka belum sempurna iman kamu. Kamu harus mencintai Aku kata Rasulullah, lebih dari cintamu kepada dirimu sendiri. Umar pun mengatakan, ya Rasulullah, sekarang Engkau lebih aku cintai daripada diriku sendiri.

Rasulullah pun mengatakan, Al an wahai Umar, sekarang iman kamu sudah sempurna wahai Umar. Karena mencintai Rasulullah saw lebih dari mencintai orang lain.

Marilah kita mempermak, melihat dalam hati kita, sudahkah kita mencintai Allah, sudahkah kita mencintai Rasulullah saw, sudahkah kita mencintai ibadah kepada Allah swt. sudahkah kita mencintai semua amalan untuk mengikuti Rasulullah saw.

Mari kita bandingkan terhadap kecintaan kita kepada hobi kita. Mari kita bandingkan terhadap kecintaan kita kepada pekerjaan kita, yang kita kuras tenaga, waktu, harta, untuk mendapatkan hobi kita.

Masih belum terlambat untuk mengganti cinta dalam hati kita, untuk lebih mencintai Allah dan Rasulnya. Masih belum terlambat untuk menambah cinta kita kepada ibadah lebih daripada cinta kita kepada pekerjaan kita. Belum terlambat untuk mengubah cinta kita kepada perbuatan-perbuatan sunnah dibandingkan cinta kita kepada hobi-hobi kita.

Semoga bekal cinta ini bisa kita bawakan sampai akhir kiamat, terus melekat di dada kita, terus berada dalam hati kita sampai akhir hayat kita.

Ya Allah aku mohon kepadaMu agar Engkau limpahkan ke dalam hatiku rasa cinta kepadaMu dan rasa cinta kepada seluruh amalan yang membawaku cinta kepadaMu. Ya Allah anugrahkanlah dalam hatiku rasa cinta kepada Rasulmu dan rasa cinta kepada semua amalan yang membuatku cinta kepada Rasulmu.

Ya Allah berikanlah kepadaku rasa cinta kepada orang yang mencintaiMu, berikanlah kepadaku rasa cinta kepada orang yang mencintai Rasulmu. 

Aamiin.

Semoga bermanfaat. Abu_Laosar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar