Sebagai
manusia, kita pasti memiliki hobi masing-masing. Ada yang hobi travelling, ada
yang hobinya memanjat tebing, diving, mancing, camping, bermain sepak bola,
mendaki gunung, dan lain-lain. Kita semua pasti mencintainya dan rela merogeh
kocek dalam-dalam untuk memuaskan hobi kita tersebut. tapi apakah kecintaan
kita kepada hobi tersebut sudah sesuai atau terlalu berlebihan, ataukah masih
kurang.
Mari
kita baca dengan seksama bekal cinta dari Ustadz Muhammad Yasir berikut ini:
Pernah
melihat orang memanjat tebing? Pernah melihat orang mendaki gunung? Mengapa
mereka mau mengeluarkan tenaga yang begitu besar, waktu yang sangat banyak
untuk mendaki gunung, untuk memanjat tebing?
Sedangkan
kepuasan cuma sebentar saja yang mereka ingin harapkan. Cuma ingin melihat
matahari terbit misalnya. Tetapi mengapa mereka mau mengeluarkan tenaga yang
begitu besar untuk memanjat tebing?
Penerjung
payung misalnya, resikonya adalah nyawa jika payungnya tidak terbuka. Penjelajah
hutan, resikonya adalah kelaparan, kedinginan, kepanasan, atau pun dimakan
binatang buas.
Mengapa
mereka mau mengeluarkan energi yang begitu besar, uang yang begitu banyak hanya
untuk memenuhi hobi mereka tersebut?
Inikah
yang disebut dengan cinta.
Kalau orang sudah jatuh cinta dengan sesuatu, kalau orang sudah hobi dengan sesuatu, maka apa pun akan dikeluarkan, baik harta, tenaga, bahkan waktu pun akan mereka korbankan untuk mendapatkan hobi mereka tersebut.Cinta, hanya beralaskan cinta.
Cinta
hanyalah lima huruf yang membentuk sebuah kata, kalau disebutkan maka yang
dibayangkan adalah suatu hal yang indah dan glamor. Cinta kalau dibayangkan
adalah hubungan antara seorang lelaki dan wanita. Cinta, dia bisa membuat
seseorang bahagia, tetapi karena cinta juga seseorang bisa menjadi gila.
Katanya
cinta membutuhkan pengorbanan. Katanya cinta melahirkan keindahan.
Memang,
lihat pengorbanan seorang pemain sepak bola, berkorban untuk melatih raganya,
dibawah terik panas matahari, dimarahi sama pelatih, dipaksa untuk melakukan
ini, melakukan itu, tetapi mereka rela melakukannya karena cinta terhadap
profesi mereka sebagai pemain sepak bola.
Seorang
pendaki gunung, mau kedinginan mendaki gunung everest, rela kecapaian mendaki
gunung yang sangat tinggi di suatu daerah, karena cinta terhadap profesi mereka.
Cinta
membutuhkan pengorbanan.
Cinta
juga melahirkan keindahan. Maka terkadang ada yang
mengatakan bahwa kalau hati sudah diliputi cinta, maka bersinnya pun terdengar
merdu. Tapi kalau hati dirindung rindu, maka ketombenya pun terlihat seperti
mutiara. Cinta melahirkan keindahan.
Nah,
maka janganlah kita heran kalau kita melihat Rasulullah saw. mau bangun tengah
malam untuk melakukan shalat malam, sampai-sampai bengkak kakinya. Padahal
beliau adalah orang yang sudah diampuni dosanya, yang sudah dijamin masuk
surga. Tetapi mengapa masih melakukan ibadah seperti ini. Inilah yang namanya
cinta.
Karena
Beliau cinta kepada Allah, cinta untuk beribadah kepada Allah, maka dikorbankan
seluruh waktu, seluruh tenaga untuk memperoleh cinta Allah, untuk memperoleh cinta
kepada Allah swt.
Cinta
bisa dibentuk, bisa dipoles, bisa dipermak, sehingga dia bisa membesar, bisa
berkembang dan menghasilkan bau harum yang tercium sampai keluar.
Umar
bin Khatab, seorang sahabat Rasulullah saw. beliau pernah mengatakan ya Rasulullah,
Engkau adalah orang yang aku cintai, tetapi nomor dua setelah aku cinta kepada
diriku sendiri. Rasulullah pun mengatakan, belum ya Umar, belum, jika engkau
masih mencintai dirimu sendiri dari pada Diriku, maka belum sempurna iman kamu.
Kamu harus mencintai Aku kata Rasulullah, lebih dari cintamu kepada dirimu
sendiri. Umar pun mengatakan, ya Rasulullah, sekarang Engkau lebih aku cintai
daripada diriku sendiri.
Rasulullah pun mengatakan, Al an wahai Umar,
sekarang iman kamu sudah sempurna wahai Umar. Karena mencintai Rasulullah saw
lebih dari mencintai orang lain.
Marilah kita mempermak, melihat dalam hati kita,
sudahkah kita mencintai Allah, sudahkah kita mencintai Rasulullah saw, sudahkah
kita mencintai ibadah kepada Allah swt. sudahkah kita mencintai semua amalan
untuk mengikuti Rasulullah saw.
Mari kita bandingkan terhadap kecintaan kita
kepada hobi kita. Mari kita bandingkan terhadap kecintaan kita kepada pekerjaan
kita, yang kita kuras tenaga, waktu, harta, untuk mendapatkan hobi kita.
Masih belum terlambat untuk mengganti cinta
dalam hati kita, untuk lebih mencintai Allah dan Rasulnya. Masih belum
terlambat untuk menambah cinta kita kepada ibadah lebih daripada cinta kita
kepada pekerjaan kita. Belum terlambat untuk mengubah cinta kita kepada
perbuatan-perbuatan sunnah dibandingkan cinta kita kepada hobi-hobi kita.
Semoga bekal cinta ini bisa kita bawakan sampai
akhir kiamat, terus melekat di dada kita, terus berada dalam hati kita sampai
akhir hayat kita.
Ya Allah aku mohon kepadaMu agar Engkau
limpahkan ke dalam hatiku rasa cinta kepadaMu dan rasa cinta kepada seluruh
amalan yang membawaku cinta kepadaMu. Ya Allah anugrahkanlah dalam hatiku rasa
cinta kepada Rasulmu dan rasa cinta kepada semua amalan yang membuatku cinta
kepada Rasulmu.
Ya Allah berikanlah kepadaku rasa cinta kepada
orang yang mencintaiMu, berikanlah kepadaku rasa cinta kepada orang yang
mencintai Rasulmu.
Aamiin.
Semoga bermanfaat. Abu_Laosar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar