Jumat, 21 Februari 2014

Lemah vs lemah

Beberapa hari terkahir ini kuamati kehidupan sosial disekelilingku, dan akhirnya kusadari bahwa benar adanya manusia itu adalah makhluk yang lemah. Manusia gampang sekali terpengaruh oleh tipudaya dunia, kenikmatan dunia, tipudaya setan, janji-janji manis dari setan, sehingga banyak diantara manusia yang lalai dalam melaksanakan kewajibannya.

Banyak diantara manusia yang terjerumus di dalam dosa dan maksiat kepada Allah swt. Semua itu terjadi karena manusia termakan oleh godaan setan dan banyak diantara umat manusia yang lebih takut kepada hawa nafsunya, lebih takut kepada setan dari pada takut kepada Allah swt. Itu kemudian membuatku bertanya-tanya, kenapa manusia saat ini banyak sekali yang takut kepada setan? Apakah setan itu adalah makhluk yang kuat?.


Untuk mengobati rasa penasaranku tersebut, saya membuka kembali beberapa video ceramah yang ada di laptopku. Alhamdulillah saya mendapatkan jawabannya dari ceramah yang dibawakan oleh Ustadz Abdullah Zaen, MA. Isi dari ceramah beliau yaitu sebagai berikut :

Saya yakin, kita semua pernah mengucapkan taawudz, yaitu ungkapan  “Audzubillahiminassyaitaanirrajim”. Dan saya yakin kita semua sudah menghafalkannya. Dan jika ditanya tentang artinya sekilas, mungkin banyak yang sudah tahu. Dimana artinya adalah “aku berlindung kepada Allah dari godaan syetan yang terkutuk”.

Tapi sudahkah kita menyelami makna dari kalimat yang mulia ini, kemudian sudahkan kita mengetahui kenapa kita diperintahkan oleh Allah swt. untuk memohon perlindungan kepadaNya.

Apakah setan adalah makhluk yang kuat sehingga kita perlu meminta perlindungan kepada Allah swt.? Kalau memang setan makhluk yang lemah, kenapa kita harus meminta bantuan Allah swt.?

Pertanyaan pertama tentunya adalah, kenapa kita minta perlindungan sama Allah? Apakah syetan adalah sosok Makhluk yang begitu kuat? Sehingga kita perlu meminta perlindungan kepada Allah swt. Terus kalau memang setan itu makhluk yang lemah, kenapa kita tidak menggunakan kekuatan diri kita saja?

Kalau misalnya kita dirampok oleh sepuluh perampok, dimana kesepuluh perampok tersebut adalah orang yang kuat-kuat, saya yakin pada saat itu kita perlu bantuan, kita perlu meminta pertolongan kepada orang lain untuk menghadapi kesepuluh perampok yang kuat-kuat tersebut. Namun sekarang misalnya ada perampok datang kepada kita, dia orangnya kurus, lemah, bahkan mungkin anak kecil, dia akan merampok kita, kita tidak perlu bantuan dari orang lain karena kita merasa bisa menangani perampok itu sendiri.

Syetan adalah makhluk yang lemah, sebagaimana dijelaskan oleh Allah swt, di dalam Al-Qur’an surat An-nisa ayat 76 yang artinya: “sesungguhnya tipudaya setan itu lemah”.

Jadi sejatinya setan adalah makhluk yang lemah, terus kenapa kita perlu bantuan dari Allah swt. untuk menghadapi makhluk yang lemah tersebut? Apakah kita tidak cukup dengan kekuatan yang kita miliki sendiri? Mengapa kita butuh bantuan Allah swt.?

Jawabannya adalah karena kita sebagai manusia adalah makhluk yang lemah, makanya di dalam Al-Qur’an surah An-nisa ayat 28, Allah swt. menegaskan bahwa manusia itu diciptakan sebagai makhluk yang lemah.

Setan lemah, manusia lemah, siapa yang menang ?
Berarti setan lemah, manusia juga lemah, jadi sekarang lemah vs lemah. Yang jadi pertanyaan sekarang adalah siapa yang menang? Yang menang adalah yang mohon pertolongan kepada yang maha kuat yaitu Allah swt. jadi disinilah kemudian Allah swt. berfirman di dalam surah yang lainnya yaitu di dalam Al-Qur’an surat Al A’araf ayat 200 yang artinya: “Seandainya kalian diganggu oleh syetan, maka mintalah perlindungan kepada Allah swt. sesungguhnya Allah swt. Maha Mendengar dan Maha Melihat”. Jadi dalam ayat ini Allah swt. memerintahkan kita untuk meminta perlindungan kepadaNya, karena Allah swt. adalah zat yang maha kuat, suapaya kita menang melawan syetan, kita harus minta perlindungan, pertolongan, serta bantuan dari zat yang maha kuat yaitu Allah swt. dari sinilah kita diperintahkan untuk berihtihazah.

Oleh karena itu jangan sampai diantara kita terlalu mengandalkan kekuatan dirinya sendiri. Mentang-mentang kita sudah shalat lima waktu dengan rajin, kita sudah berdzikir, kita sudah berpuasa, berhaji, nda mungkin syetan akan menang melawan kita, ini semuanya adalah penyakit yang sangat berbahaya. Makanya Nabi Muhammad SAW diantara doa yang sering beliau ucapkan, sebagaimana diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari, dan hadits ini dinilai hasan oleh Al-Albani, kata Nabi Muhammad SAW: “Ya Allah, aku mengharapakan rahamtmu, aku mengharapkan kasih sayangmu wahai Allah, janganlah engkau jadikan aku bergantung kepada diriku sendiri, walaupun cuma hanya sekedar sekejap mata”.

Berapa sih sekejap mata itu? Tidak sampai sedetik, tetapi Nabi kita Muhammad SAW tidak mau menggantungkan diri kepada kekuatan dirinya sendiri saja karena Beliau tahu bahwa manusia itu adalah makhluk yang lemah. Seandainya Nabi kita Muhammad SAW adalah sosok makhluk yang paling bertaqwa, keimanannya paling unggul, ketaqwaannya paling tinggi diantara sekian banyak manusia yang ada di muka bumi ini saja mengakui kelemahan dirinya, kenapa kita tidak seperti itu wahai saudara-saudaraku?

Maka, mari kita berusaha mengucapkan “Audzubillahiminassyaitanirrajim” bukan hanya di lisan kita, tetapi kita masukkan ke dalam hati kita, kita meyakini bahwa kita adalah makhluk yang lemah, kita adalah insan yang fakir, yang membutuhkan bantuan dari Allah swt. sehingga kita senantiasa menggantungkan nasib kita, urusan kita, kepentingan kita, seluruh kehidupan kita, hanya kepada Allah swt. Bertawakallah kalian kepada yang Maha hidup, yang tidak akan pernah mati, kata Allah SWT.

Semoga dapat bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar