Jumat, 14 Februari 2014

Belajar Berani dari Petarung Laut


Foto di atas diambil dari atas kapal pelni yang hendak berlabu di pelabuhan Murhum kota Baubau. Coba anda perhatikan perahu-perahu kecil atau sebut saja sampan yang berjajar di samping kapal. Bagi anda yang belum pernah ke Baubau pasti mengira mereka adalah nelayan yang sedang mencari ikan di dekat dermaga. Tetapi bagi anda yang pernah ke Baubau pasti tahu siapa mereka. 


Banyak dari penumpang kapal yang menyebut mereka sebagai penyelam koin karena jika ada yang melempar uang koin dari atas kapal maka mereka akan menyelam mencari koin tersebut tetapi itu dulu ketika uang koin lima ratusan masih berharga di kota Baubau tetapi sekarang sudah tidak lagi.

Ada yang menyebut mereka sebagai pengamen laut karena teriakannya yang khas ketika meminta penumpang melemparkan uang, mereka berteriak dengan nada dan logat khas Baubau sehingga penumpang menjadi tertarik untuk melemparkan uang kertas mereka.

Tetapi saya lebih senang menyebut mereka sebagai petarung laut karena butuh keberanian bagi mereka dengan sampan sekecil itu berada di samping kapal pelni yang jauh lebih besar. Belum lagi baling-baling kapal yang terus berputar mengatur haluan untuk sandar di pelabuhan. Mereka bukan anak kecil atau remaja biasa, mereka tahu resiko yang akan mereka hadapi, tetapi mereka juga yakin dengan kemampuan dan pengalaman yang mereka miliki. Karena mereka adalah petarung laut, anak dari juragan-juragan kapal yang kelak akan menggantikan orang tuanya melawan arus menghadapi gelombang mengarungi samudra nusantara.

Mereka para petarung laut mengayuh sampan mendekati kapal bukan sekedar mencari uang. Mereka melakukannya untuk hoby semata. Mereka sangat senang bermain dengan laut, mengayuh sampan dan menyelam di laut merupakan kebutuhan pokok bagi mereka. Bagi kita itu adalah hal luar biasa tetapi bagi mereka itu biasa, mengayuh sampan dan menyelam di samping kapal yang cukup besar itu mengasah naluri untuk menghadapi setiap rintangan yang ada di laut. Itu adalah bagian dari proses penenmpaan diri sebelum berlayar mengarungi lautan lepas menggantikan orang tua mereka kelak.

Saya sangat senang ketika melihat canda tawa mereka, seolah-olah mereka sedang bermain-main, tertawa bersama di atas sampan. Sementara nahkoda kapal melalui mikrofon mengingatkan kepada penumpang untuk tidak berada disamping kapal karena berbahaya dan menghimbau kepada penumpang untuk tidak melemparkan uang. Memang terlihat sedikit kontras, tetapi coba anda lihat senyuman mereka, tidak ada sedikitpun perasaan takut yang terpancar di raut wajah mereka. Sungguh pantas jika saya menyebut mereka sebagai petarung laut. Calon penguasa lautan, penakluk nusantara. 


Satu hal yang saya pelajari dari mereka adalah keberanian. Mereka adalah calon kapten-kapten kapal masa depan yang akan menaklukkan samudra mengelilingi nusantara. Jika hanya menghadapi kapal sebesar kapal pelni saja mereka tidak bernyali bagaimana dengan ombak besar yang tingginya menjulang di samudra. Salut buat mereka para petarung laut. Berani karena benar dan berani mengakui kesalahan itu adalah ciri petarung sejati. 

Abu_Laosar   
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar