Rabu
12 Februari 2014, memiliki kesan tersendiri bagiku dalam proses perjalanan panjangku mencari ilmu di
tanah rantau. Sekitar siang hari selepas shalat dzuhur, saya mendapatkan sebuah
pesan singkat dari salah seorang yunior di kampus tempatku menimba ilmu. Dulu,
saya sering mendapatkan pesan singkat dari teman seangkatan yang isinya
penyampaian untuk menghadiri rapat angkatan, rapat kegiatan, dan lain-lain. Saya
juga pernah mendapatkan pesan singkat atau telpon diminta kesediaan untuk
menjadi ketua panitia, stering, atau kordinator stering beberapa kegiatan yang
diadakan oleh BEM (Badan Eksekutif Mahasiswa) di fakultas tempat saya menimba
ilmu. Tetapi isi pesan singkat yang dikirimkan oleh yuniorku ini berbeda dengan
pesan-pesan sebelumnya yang saya terima baik dari teman angkatan atau pun
pengurus BEM.
Isi
pesan yang saya terima dari yunior tersebut membuatku tersenyum dan merasa
sedikit terharu. Pesan singkat itu berasal dari yuniorku angkatan 2009, sebut
saja namanya Pur. Dia mengirimiku pesan singkat yang bunyinya kira-kira seperti
ini :”Assalamualaikum. Kak, bisaki jadi
pemateri peskil? Hari Sabtu jam 4.
Membaca
pesan tersebut membuatku tersenyum dan sedikit tidak percaya, bahkan sempat
bertanya dalam hati, mungkinkah dia
salah kirim? Jika tidak, kenapa harus saya yang diminta menjadi pemateri. Apalagi
menjadi pemateri di kegiatan keagamaan, kegiatan pesantren kilat (Peskil). Saya
bukan ustad atau pendakwah yang memiliki ilmu agama yang cukup mempuni. Saya merasa
ilmu agama yang saya miliki masih sangat sedikit dan itu pun hanya untuk
pengembangan diri saja. Saya hanya orang awam dalam masalah dakwah, saya tidak
pernah masuk dalam organisasi keagamaan baik di kampus atau pun di luar kampus.
Saya memang pernah menjadi koordinator departemen kerohanian di BEM Fakultas Farmasi
tetapi itu kan bukan lembaga dakwah, itu hanya departemen yang mengurusi masalah
adminisrasi kegiatan-kegiatan kerohanian di dalam lingkup Farmasi, salah
satunya peskil ini.
Saya
sedikit terharu karena selama beberapa tahun saya berkecimpung di dunia
organisasi, baru kali ini ada yang memintaku menjadi pemateri. Berbicara di
depan mahasiswa atau orang banyak sudah biasa saya lakukan, tetapi bukan
sebagai pemateri yang membawakan satu bahan materi khusus. Akankan ini akan
menjadi pengalaman pertamaku. Entahlah, saya tahu kemampuan yang saya miliki,
tetapi saya butuh sesuatu untuk meyakinkan diri saya.
Ketika
membaca isi pesan singkat tersebut, cukup lama saya terdiam memikirkan alasan
dari adinda memilih saya. Saya yakin dia punya pertimbangan sendiri sehingga
memilih saya untuk menjadi pemateri. Karena tidak ingin mengecewakan dia, saya
kemudian membalas pesan singkatnya dengan menggunakan kata-kata yang sedikit
diplomatis, karena terus terang ini adalah pengalaman pertama buat saya. Begini
kira-kira bunyi pesan singkat saya: “Terus
terang dinda, saya belum pernah menjadi pemateri sebelumnya. Saya jadi terharu. :) sepertinya saya bukan sosok yang pas untuk
menjadi pemateri. :) Saya yakin dinda mengerti. Coba bertanyalah
kepada ustad, teman-teman adinda, atau kepada senior-senior yang lain dululah.
Jika tidak ada yang bersedia, saya siap membantumu dinda, kapan saja. Demi suksesnya
OBAT”.
Awalnya
saya berharap dia membalas dengan informasi bahwa dia sudah mendapatkan
pemateri yang lain. Tetapi dia malah balik menyanjung dan menanyakan kembali
kesiapanku. Kalau dalam permainan catur, saya melakukan manuver persiapan untuk
menskak, dia malah menskak saya duluan. Sebagai mantan Koordinator stering
Peskil, saya tahu apa yang dia rasakan. Saya pernah berada di posisi dia,
mencari pemateri-pemateri untuk mengisi kegiatan peskil. Saya tidak ingin
mengecewakan dia, sehingga saya putuskan untuk menerima tantangannya menjadi
pemateri.
Ini
akan menjadi pengalaman baru bagiku. Pengalaman yang akan menjadi sejarah baru
dalam proses aktualisasi dan pengembangan diriku menjadi lebih baik lagi.
Karena tidak ingin tampil mengecewakan, dengan segera saya langsung menuju ke
dunia maya, berselancar bersama paman google mencari materi yang berhubungan
dengan “Kemunduran
Umat Islam”. Semoga Allah menuntunku ke arah yang benar dan semoga materi
yang akan saya sampaikan nantinya bisa bermanfaat bagi peserta peskil. Aamin.
Salam
perjuangan, Berjuang untuk Berbagi itu indah, Maka lakukanlah yang terbaik.
Abu_Laosar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar