Senin, 12 Mei 2014

Coba renungkan, Sungguh mengherankan:

Seseorang yang mudah sekali memelihara dan membentengi dirinya dari memakan yang haram, berbuat zalim, zina, mencuri, minum khamr, melihat hal-hal yang haram, dan sebagainya, tetapi sulit memelihara lisannya.

Seorang lelaki yang dikatakan agamanya kuat, ahli zuhud, dan ahli ibadah, tanpa sadar mengucapkan kata-kata yang mengundang murka Alloh Ta’ala. Meskipun begitu, ia tetap tenang dan tidak ambil peduli dengan apa yang akan terjadi.


Banyak sekali orang yang sangat wara’ dan menjaga diri dari perbuatan keji dan kezhaliman, tetapi lisannya asyik membicarakan aib orang lain (baik yang mati maupun yang masih hidup). Selain itu, ia tidak ambil peduli dengan apa yang dikatakannya itu.

Mencari-cari Kesalahan

Imam Syafi’I berkata, “Kalau kamu berlaku benar sebanyak 99 kali, lalu kamu melakukan kesalahan sekali, niscaya orang-orang akan mengambil yang sekali, dan meninggalkan yang 99 kali.”

Jika hal ini benar maka dapat di simpulkan bahwa mencari-cari kesalahan, mengorek aib, dan mencari-cari titik kelemahan yang dibarengi dengan sikap melupakan kebaikan seseorang merupakan indikasi tujuan yang rusak, sikap yang buruk, dan agama yang lemah.
Sumber:
(Detik-detik penuh makna).


Tidak ada komentar:

Posting Komentar