Ungkapan
Hati Yang Terdalam
Tulisan ini adalah lanjutan dari
tulisan sebelumnya yang berjudul Sepenggal kata untuk Ungkapan Hati yangTerdalam.
Saya memilih judul Mencintai Tak Harus
Memiliki sebagai perwakilan atas makna yang tersirat dalam tulisan ungkapan
hati yang terdalam ini. Ini adalah bentuk pembelaan pribadi terhadap kebodohan
yang pernah menggerogoti pikiranku saat itu.
Mencintai memang tak harus memiliki
seperti halnya kita mencintai pelangi walaupun kita tidak bisa memilikinya.
Kita mencintai rembulan tetapi kita tidak bisa memilikinya. Seperti itulah
kira-kira pembelaan yang keluar dari benakku ketika membaca kembali tulisan
yang pernah kubuat ini. Semoga pembaca sekalian bisa memahaminya.
Menulis itu mengabadikan sejarah.
Sejarah itu tak sepenuhnya baik, oleh karena itu mengupgrade diri agar sejarah
tersebut tidak terulang adalah sesuatu yang musti dilakukan.
Sebuah karya harus diabadikan. Tulisan
ini adalah tulisan pertamaku tentang cinta monyet, sayang jika dibuang. Ketika
membacanya, bibirku tak henti-hentinya tersenyum mengingat kembali masa-masa
tersebut. ternyata, saya pernah tergoda oleh bujuk rayu teman. Benar apa yang
dikatakan oleh Rasulullah bahwa: “Permisalan
teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan
seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi,
atau engkau bisa membeli minyak wangi darinya, dan kalaupun tidak, engkau tetap
mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan pandai besi, bisa jadi (percikan
apinya) mengenai pakaianmu, dan kalaupun tidak engkau tetap mendapatkan bau
asapnya yang tak sedap.” (HR. Bukhari 5534 dan Muslim 2628).
Sepertinya pengantar untuk tulisan ini
sudah cukup panjang. Maafkan diriku, ini semata-mata sebagai bentuk
kehati-hatianku dalam memuat sebuah tulisan, karena apa yang saya tulis akan
menjadi tanggung jawabku. Semoga pembaca sekalian bisa memahaminya. Ingat!!
jangan dijadikan contoh yah. Selamat membaca!!!
Ungkapan
Hati Yang Terdalam: Mencintai Tak Harus Memiliki
Tulisan ini dibuat tanggal 12 Juni
2008 pukul 01.00 WITA ketika hatiku gundah gulana memikirkan dirinya. Dengan 4
batang rokok ditangan yang tak sempat kuhisap dan segelas air putih yang setia
menemaniku sepanjang pagi itu.
Awalanya aku tidak berani mengungkapkannya.
Tetapi karena desakan yang begitu dahsyat dari teman-temanku saat itu, akhirnya
aku tergoda untuk mengungkapkannya. Dengan bantuan temanku, terjadilah hal yang
tidak seharusnya tersebut. Sesuatu yang bukan diriku muncul saat itu. Tetapi itu
adalah isi hatiku yang tulus, yang keluar dari lubuk hatiku yang paling dalam
saat itu.
Tanpa berpanjang lebar, kata demi kata
mulai terucap dari lisanku. Kata demi kata tersebut mengalir dengan sendirinya.
Apa yang aku pendam selama ini telah aku ungkapkan. Aku bersyukur akan hal itu
karena perasaan yang selama ini kupendam telah aku ungkapkan. Walaupun berat
rasanya untuk menerima kenyataan yang terjadi. Setelah sekian lama, sejak
pertama kumengenalnya yaitu ketika di sekolah menengah pertama kemudian berlanjut
di sekolah menengah atas, dengan berbagai peristiwa kecil maupun besar yang
bisa dibilang sengaja atau tidak sengaja terjadi hanya untuk menarik
perhatiannya. Semua menguap begitu saja.
Tetapi apa mau dikata. Kita hidup di
dunia yang penuh dengan warna. Penuh dengan prinsip hidup, gaya hidup, cara
pandang terhadap sesuatu yang berbeda satu sama lain. Saat itu saya
mengungkapkannya bukan bermaksud untuk memilikinya, tetapi lebih kepada
keinginan untuk memberitahunya tentang apa yang kurasa. Karena bagiku mencintai
itu tak harus memiliki.
Yah, walaupun kita menaruh harapan
akan sesuatu yan lebih baik, walaupun kita berangan-angan akan sesuatu yang
kita inginkan, tetapi ketika prinsip hidup berbicara dan dijadikan patokan maka
sia-sialah semuanya.
Harapanku selama ini seakan terkubur
kembali dilubuk hatiku yang terdalam. Dan hanya bisa menunggu suatu saat nanti
seandainya dia mau menggalinya kembali. Tetapi itu sepertinya mustahil terjadi,
karena sesungguhnya itu sudah saya prediksi jauh sebelumnya. Tetapi apa mau
dikata, dialah orang pertama yang membuatku melakukan hal seperti ini, sesuatu
yang diluar kebiasaanku, melakukan sesuatu yang bukan diriku. Logika berpikirku
kacau saat itu. Disatu sisi saya menginginkannya, disisi lain saya tidak ingin
melanggar prinsipku. Maka desakan teman dengan mudah merasuki otakku untuk
melakukannya.
Saat itu kata-kata pujangga dari
pepatah merasuki pikiranku. Pepatah tersebut mengatakan bahwa “sesungguhnya menyakitkan mencintai
seseorang yang tidak mencintaimu tetapi yang lebih menyakitkan adalah mencintai
seseorang dan tidak punya keberanian untuk mengatakan cintamu kepadanya.” Saya tidak tahu apakah dia juga merasakan apa
yang kurasa yang ada pikiranku adalah perasaan ini harus diungkapkan.
“Cinta
datang kepada mereka yang masih berharap sekalipun mereka dikecewakan, kepada
mereka yang masih percaya sekalipun pernah dikhianati, kepada mereka yang masih
mencintai sekalipun pernah disakiti hatinya.”
“Sungguh
betul bahwa hanya diperlukan waktu semenit untuk menaksir seseorang, sejam
untuk menyukai seseorang dan sehari untuk mencintai seseorang. Tetapi
diperlukan waktu seumur hidup untuk
melupakan seseorang.”
Saya sadar, bahwa memberikan cintamu
kepada seseorang bukanlah jaminan dia akan membalas cintamu. Jangan mengharapkan
balasan cinta, tunggulah sampai cinta itu berkembang di hatinya. Tetapi jika
tidak, berbahagialah karena cinta itu pernah tumbuh di hatimu. Dengan begitu
kita bisa belajar untuk memahami tentang cinta.
Pesanku: jangan tertarik kepada
seseorang karena parasnya, sebab itu bisa menyesatkan. Jangan tertarik karena
kekayaannya karena itu bisa musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat
membuatmu tersenyum, karena dengan senyuman hari-harimu yang gelap dan suram
akan menjadi cerah dan ceria.
Bermimpilah tentang apa yang ingin
kamu capai, pergilah ke tempat-tempat yang ingin kau kunjungi, jadilah seperti
yang kamu inginkan, karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu
kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan. Semoga kamu berbahagia
dengan pilihanmu.
Sekian.!!!!
Cerita usang
Sekedar pelepas jenuh mencari inspirasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar