Sabtu, 10 Mei 2014

Etika Bercanda Seorang Muslim

Pertama. Hendaklah bercandanya tidak mengandung nama Allah, ayat-ayat-Nya, Sunnah RasulNya, atau syi’ar-syi’ar Islam. 

Karena Allah telah berfirman tentang orang-orang yang memperolok-olok sahabat Nabi yang ahli baca al-Qur’an yang artinya:

Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan), tentulah mereka menjawab, ‘seungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja.’ Katakanlah, ‘ apakah dengan Allah, ayat-ayatNya dan RasulNya kamu selalu berolok-olok?’ tidak usah kamu minta maaf, karena kamu kafir sesudah beriman.” (At-Taubah: 65-66).


Kedua. Hendaknya becandanya benar, tidak mengandung dusta. Dan hendaknya orang yang bercanda tidak mengada-ngadakan cerita-cerita khayalan supaya orang lain tertawa. 

Rasulullah bersabda, “Celakalah bagi orang yang berbicara lalu berdusta supaya dengannya orang banyak jadi tertawa. Celakalah baginya dan celakalah.” (HR. Ahmad dan dinilai hasan oleh al-Albani).

Ketiga. Hendaklah bercandanya tidak mengandung unsure menyakiti perasaan salah seorang di antara manusia.

Rasulullah bersabda, “ Janganlah seseorang di antara kamu mengambil barang temannya apakah itu hanya canda atau sungguh-sungguh; dan jika ia telah mengambil tongkat temannya, maka ia harus mengembalikan kepadanya.” (HR. Ahmad dan Abu Dawud; dinilai hasan olej al-Albani).

Keempat. Bercanda tidak boleh dilakukan oleh orang yang lebih tua dari anda, atau terhadap orang yang tidak bisa bercanda atau tidak dapat menerimanya, atau terhadap perempuan yang bukan mahram anda.

Kelima. Hendaknya anda tidak banyak bercanda sehingga menjadi tabiat anda, akibatnya menjatuhkan wibawa Anda dan Anda akan mudah dipermainkan oleh orang lain.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar