Senin, 05 Mei 2014

Senyum Kemafar di Liga Unhas

Senyum kepada lawan bicara, atau orang yang ditemui, akan mencairkan hati dan menimbulkan kebahagiaan. Tidak ada hati yang fitrah dan bersih kecuali pasti akan memberikan respon positif terhadap senyuman.

Coba anda perhatikan senyuman warga kemafar ini. Melihatnya pasti akan mencairkan hati dan menimbulkan kebahagiaan. Ditengah-tengah kesibukan lab, tugas yang menumpuk, dan pekerjaan lainnya, mereka masih menyempatkan diri untuk hadir menyaksikan anggota keluarga mahasiswa farmasi (Kemafar) muda bertanding sepakbola. Selain untuk memberi support, kesempatan ini tentunya menjadi ajang untuk silaturahmi, bercanda ria bersama, sembari menebar senyuman tentunya.



Bukankah Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda: “Senyummu terhadap wajah saudaramu adalah sedekah” (HR. Tirmidzi).

Senyuman mencairkan hati, melembutkan jiwa, menimbulkan ketenangan dan membawa pahala.

 
Senyuman warga kemafar di tribun penonton mengawal jalannya laga farmasi vs kehutanan.

Hari itu adalah hari Kamis, 1 Mei 2014, bertempat di lapangan 1 Unhas. Farmasi yang diwakili oleh anggota kemafar muda dari angkatan 2009 hingga angkatan 2013 melakoni pertandingan perdana melawan Kehutanan. Sore itu suasana sekitar lapangan ramai sekali. Tribun penonton dipadati oleh supporter kedua tim yang ingin menyaksikan pertandingan.

Saya merasa bersyukur bisa hadir menyaksikan pertandingan tersebut. Berkumpul bersama anggota kemafar lainnya, bercanda ria dan tidak lupa mendukung tim Farmasi bertanding sangatlah mengasikkan. Sepak bola memang selalu menarik untuk ditonton. 

Ada beberapa momen yang berhasil terekam oleh lensa kameraku. Ada senyuman, ada kekompakan, support, frustasi, keseriusan, kelelahan, dan lain-lain. Ketika melihat foto tersebut bayangan suasana pertandingan seketika muncul dalam ingatanku. 

Memang benar apa yang dikatakan pepatah:  

Saya dengar maka saya lupa
Saya lihat maka saya ingat
Saya lakukan maka saya paham. 

Ketika melihat foto-foto tersebut ingatanku akan momen-momen yang terjadi dalam pertandiangan baik di dalam maupun di tribun penonton muncul seketika. Ternyata selain menulis, dengan memotret kita juga bisa mengabadikan momen-momen berharga dalam hidup ini. Ingat, menulis dan memotret membuat kita abadi. 

Saya jadi teringat dengan pesan dari sang sastrawan sejati:

Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian.”
Pramoedya Ananta Toer.

*******
Rekam dan hayati pesan tersebut. Jika sudah, mari kita lihat sedikit momen-momen indah yang terjadi saat tim sepakbola Farmasi melawan Kehutanan.

Kekompakan, membentuk lingkaran, berdoa, kemudian kapten memberikan sedikit kalimat pembakar semangat yang kemudian dibalas dengan teriakan keras penuh semangat, Farmasi, Yes, Yes, Yes.!!!

Seperti itulah kira-kira bayagan di pikiranku ketika melihat foto ini.

Jadi teringat masa-masa seperti ini ketika masih aktif bermain sepakbola dulu.

Cedera, lelah, letih itu biasa. Ketika kekompakan sudah terbentuk, kesamaan visi sudah terjalin, maka semangat membara tak akan bisa tertahankan. Terkadang karena semangat tersebut terus membara, lelah, letih, dan cedera tak bisa terhindarkan.

Ketika ada pemain farmasi yang cedera, tiba-tiba dari bangku penonton terdengar suara, “tim medis mana!” Sambil tersenyum tentunya. “Anggota PRC (pharmacy rescue commite) ayo bergerak!” Sambil bercanda dengan berlari-lari kecil. Seru sekali,!!!!. Suasananya rame dan riuh, tertawa, tersenyum, mendengar canda-canda yang keluar dari senior maupun yunior.

Saat itu ada salah seorang pemain yang cedera. Sebut saja namanya Awa. Untungnya cederanya tidak parah dan tak harus ditandu keluar lapangan. Dengan semangat laki dia dengan gagahnya meninggalkan lapangan walaupun sedikit pincang. Itu baru Laki.!!!


Keseriusan, fokus, keinginan untuk bermain dengan baik, tergambar jelas di wajah setiap pemain ketika dengan khidmat mendengarkan arahan dari tim pelatih. Saat itu tim farmasi tertinggal 2-0 dari kehutanan. Tim pelatih memberikan arahan, mengingatkan kepada pemain agar bermain melebar dan melihat posisi teman. Tim pelatih menginstruksikan agar pemain bermain santai, jangan tegang, nikmati setiap detik bola bergelinding di atas rumput. Atau bahasa kerennya, enjoy the game !!!. Kita boleh tertinggal, tetapi kita harus tunjukan jiwa kesatria sejati yang pantang menyerah. 




Pemain Memperhatikan dengan khidmat instruksi dari pelatih. 
 Melepas lelah sambil mendengarkan arahan dari pelatih.
 Pak Rahman dan Kanda Kaso, sosok yang menginspirasi pemain.

Ada saat-saat serius, ada pula saat-saat tertawa dan tersenyum. Ketika pertandingan sedang bergulir, tiba-tiba ada seorang pemain yang meminta diganti karena sepatunya robek sehingga tidak bisa melanjutkan pertandingan. Pelatih kemudian menyuruh Aril untuk bersiap-siap menggantikannya. 

Coba anda perhatikan foto di bawah ini. Dalam foto tampak Aril sedang memasang deker. Tapi yang ingin saya sampaikan bukan itu, coba perhatikan warga kemafar disekitar Aril, semua mata tertuju padanya, memberi dukungan, support, mencandainya, tertawa dan sesekali memanggil namanya, “Aril, semangat,!!” Sambil tersenyum. Ya seperti itulah kurang lebih suasana kehangatan yang tercipta pada saat itu. Itu semua terjadi secara natural, berasal dari hati yang terdalam, tanpa rekayasa. Mungkin seperti itulah yang disebut keluarga. Keluarga Mahasiswa Farmasi. 




Semua mata tertuju pada Aril

  

Dari semua momen yang berhasil terekam oleh lensa kameraku, ada sebuah momen yang sangat menarik perhatianku. Momen ketika pelatih Rey memberikan instruksi secara khusus kepada Reskiawan. Saat itu tim farmasi tertinggal 3-0 dari kehutanan. Selisih gol yang cukup besar. Pelatih Rey kemudian berinisiatif untuk memangkas itu. Pelatih kemudian menambah daya gedor tim dengan memasukkan penyerang depan. Dengan harapan bisa memasukkan bola ke gawang lawan. Reskiawanlah yang kemudian dipilih oleh pelatih untuk memecah kebuntuan tersebut.

Insting pelatih Rey ternyata sangat tajam. Belum lama memasuki lapangan, Reskiawan langsung memberi tekanan kepada pertahanan lawan. Tidak perlu menunggu lama, Reskiawan atau sebut saja Messinya Farmasi, dengan gojekan dan tendangan mautnya berhasil merobek jala lawan. Akhirnya telur skor farmasi pecah. Satu gol untuk Farmasi. 

Tribun penonton farmasi bergemuruh menyambut gol tersebut, tak terkecuali saya. Secara spontan, kakiku berlari ke dalam lapangan merayakannya. Ah, sudah lama saya tidak merasakan momen-momen seperti itu. Terakhir, seingatku ketika kanda Kamto merobek jala lawan beberapa tahun yang lalu. Masih teringat jelas dalam memoriku, ketika kanda Kamto berlari kencang dari sudut kira lapangan, meliuk-liuk, melewati beberapa pemain, kemudian melepaskan tendangan kencang menembus jala lawan. Sungguh sperti dejavu, tetapi ini nyata. Satu kata, Luar biasa.  

Salut buat insting tajam dari pelatih Rey, salut buat Reskiawan Messinya Farmasi, salut buat tim Farmasi. Walaupun akhirnya kalah 3-1, saya sangat terhibur, begitu juga warga kemafar yang hadir pada saat itu.

 Pelatih Rey memberikan Instruksi kepada Reskiawan untuk bermain Menyerang.

Berdasarkan kacamata saya sebagai penggila sepakbola, masih banyak pekerjaan rumah yang harus dibenahi oleh tim pelatih kepada pemain. Ada beberapa hal yang kemudian menjadi catatan saya, yaitu: 

Pertama, masalah stamina pemain. Babak pertama belum berakhir tetapi pemain sudah kecapean mengejar bola. Kayaknya VO2 maxnya perlu ditingkatkan lagi. 

Kedua, pemain masih sering melakukan kesalahan-kesalahan mendasar, seperti kesalahan pasing, kesalahan marking atau menjaga dan merebut bola dari lawan, kesalahah saat menahan bola, dan lain-lain. Yah benar kata pepatah, ala bisa karena biasa. Sepertinya pemain harus sering-sering melatih diri, memperbaiki teknik-teknik dasar dalam bermain sepakbola.

Ketiga, kekompakan tim masih kurang.

Tetapi, terlepas dari itu semua, bisa menyaksikan adik-adik bermain dengan semangat farmasi, kesalahan-kesalahan tersebut menjadi tidak berarti dimataku. Bisa bertemu dengan senior-senior, bercanda dengan warga kemafar lainnya, sudah cukup mengobati kekalahan 3-1 pada saat itu.

Kegagalah adalah keberhasilan yang tertunda. Melihat progres yang dimiliki warga kemafar, membuatku yakin, ditahun-tahun yang akan datang, farmasi akan bisa bertaring di kanca persepakbolaan Unhas. Aamiiin.!!!

Ingin rasanya hadir pada pertandingan-pertandinga berikutnya. Semoga waktu mau berkompromi dengaku. Semoga…!!!!

Sekian, Demi Jaya Farmasi.!!!
Madanosin.



2 komentar:

  1. Dejafar: Demi Jaya Farmasi :)
    Amino, tahu nda, singaktan namamu "amira" itu sama dengan nama ponakanku yang cewe, namanya Sahlag amira khairunnisa. Jangan sampe ada yang kira kamu itu cewek, hehehe

    BalasHapus