Setiap hari, sebelum dan sesudah mengaji kami selalu membuat
lingkaran besar. Ada 6 hal minimal yang dilakukan selama berada dalam
lingkaran, salah satunya adalah belajar pengetahuan tentang Islam.
Untuk beberapa pekan ini, materi pertama yang saya ajarkan kepada
mereka adalah tentang rukun islam. Dulu, ketika diawal2 mengumpul mereka
untuk mengaji, saya bertanya tentang rukun islam, mereka terdiam.
Kemudian saya bertanya tentang bacaan syahadat, juga terdiam.
Tetapi kini, ketika saya bertanya tentang kedua hal tersebut, mereka
rebutan menjawab, sampe2 ada yang kecewa karna nda ditunjuk. saya hanya tersenyum melihat tingkah mereka. Semoga Allah membuka pintu hati mereka agar selalu dalam hidayah-Nya.
Kemarin sore 5 Sya'ban 1437 H, sebelum pulang saya bertanya kepada
santri putriku yang jumlahnya 20-an lebih, "Apa itu Islam? Mereka
terdiam." Saya kemudian memancing mereka tuk berani berpendapat. Tetiba
ada yang berbicara "Agamanya Allah". Sudah benar, tapi masih kurang
tepat sahutku. Mereka masih terdiam. Saya pun terdiam. Hehehe.
Kemudian saya menjelaskan kepada mereka bahwa Islam adalah Agamanya
Allah yang dibawa oleh Nabi Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam
sebagai penyempurna ajaran agama sebelumnya. Barulah mereka riuh
kembali.
Diam bukanlah sesuatu yang tercela. Berkata "saya tidak tahu" atas
perkara yang memang kita tidak punya ilmu tentangnya, bukanlah menjadi
standar rendahnya pengetahuan seseorang. Karena Imam Malik rahimallahu
Ta'ala, seorang ulama besar, ahli hadis, beliau menjadi rujukan para
ulama, beliau faqih dan apa pun yang beliau fatwakan pada masanya akan
diikuti, tetapi beliau ketika ditanya tentang perkara yang tidak
diketahui, beliau cukup berkata "Saya tidak tahu". Karena seringnya
berkata demikian, sampai-sampai para ulama menyimpulkan bahwa perkataan
"tidak tahu" adalah bagian dari ilmu itu sendiri.
Dengan
kepolosannya, santri-santriku mengajarkanku satu pelajaran penting
tentang "diam". Lebih baik "diam" atau berkata "tidak tahu" tentang
perkara yang kita tidak punya ilmu tentangnya daripada sok tahu yang
ujungnya bisa menjadi dosa dan awal kerusakan. Wallahualam
Madanosin, Sahrul_Madan, Abu Harits Al Buthiny
Tidak ada komentar:
Posting Komentar